Delegasi Sejumlah Negara Walk Out dan Cemooh Netanyahu di Sidang PBB

banner 400x400

Hajinews.co.id — Delegasi dari sejumlah negara memilih untuk meninggalkan ruang sidang sebagai bentuk protes ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dipanggil untuk berpidato dalam Sidang Umum PBB ke-79 di New York, Jumat (27/9) waktu setempat.

Aksi walk out ini merupakan respons terhadap kebijakan dan tindakan Israel yang dinilai brutal, terutama terkait konflik Palestina. Diplomat dari beberapa negara, termasuk Indonesia, Arab Saudi, Iran, Turki, dan Kuwait, tampak bangkit dari kursinya dan keluar ruangan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tidak hanya itu, Netanyahu juga menghadapi gelombang cemoohan dari para delegasi yang tetap berada di ruang sidang. Suara sorakan dan ejekan terdengar lantang, menandakan ketidaksetujuan mereka atas kehadiran dan pidato sang perdana menteri.

Meski demikian, Netanyahu mendapat dukungan dari sebagian delegasi yang menyambutnya dengan tepuk tangan, menciptakan kontras antara kedua kubu di tengah suasana tegang tersebut.

Campuran teriakan cemoohan, aksi walk out, dan tepuk tangan membuat ruang sidang bergemuruh.

Hal ini membuat pemimpin sidang Majelis Umum PBB, Philémon Yang, mengetukkan palunya berkali-kali meminta audiens tenang. “Tolong tertib, tolong tertib,” ujarnya.

Tapi teriakan cemoohan dan tepuk tangan masih saja terdengar bersahutan. Lagi-lagi pemimpin sidang Philémon Yang mengetukkan palunya sembari meminta hadirin tenang.

“Bapak Ibu sekalian, tolong tertib, tolong tertib.”

Lebih dari satu menit ruang sidang bergemuruh oleh ejekan sekaligus tepuk tangan terhadap pemimpin negara Zionis yang mencaplok dan melakukan genosida pada Palestina itu — dan terbaru menyerang Lebanon.

Setelah delegasi yang memprotes Israel keluar, Netanyahu baru memulai pidato. Ruang sidang tampak melompong, hanya diisi delegasi negara yang pro-Israel.

Ini adalah Sidang Umum PBB pertama sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

 

Seruan Hamas

Sementara itu, sebelumnya, pejabat senior Hamas — partai Palestina yang berkuasa di Gaza — menyerukan agar para diplomat di PBB walk out saat giliran Netanyahu pidato.

Walk out adalah hal yang paling tidak dapat dilakukan untuk menyatakan penolakan dan kutukan atas genosida yang sedang berlangsung di Gaza,” kata Izzat al-Rishq dikutip dari Guardian.

Sebanyak 42 ribu lebih orang di Gaza tewas akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memperluas perang dengan menyerang Lebanon sejak 23 September 2024, menyebabkan lebih 700 orang tewas.

Pidato Netanyahu

AFP melaporkan, meskipun ada gelombang aksi walk out, PM Israel memulai pidatonya dengan mengatakan: “Saya tidak bermaksud datang ke sini tahun ini. Negara saya sedang berperang, berjuang untuk hidupnya.”

“Namun setelah saya mendengar kebohongan dan fitnah yang ditujukan kepada negara saya oleh banyak pembicara di podium ini, saya memutuskan untuk datang ke sini dan meluruskan keadaan.”

Terdengar sorak sorai dari delegasi yang tersisa saat itu.

Netanyahu juga terlihat marah sepanjang pidatonya. Bahkan dia hampir berteriak dari mimbar saat dia mengecam PBB karena mengeluarkan resolusi terhadap Israel dan menuduh PBB menerapkan standar ganda.

Kritik muncul atas diizinkannya Netanyahu berpidato di PBB menyusul upaya jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Ahmad Khan, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas tuduhan “kejahatan perang.”

Sumber: Kumparan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *