Kultum 573: Dajjal Itu Seorang atau Banyak Orang

Dajjal Itu Seorang atau Banyak Orang
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Satu dari fitnah terbesar yang akan dihadapi semua manusia pada akhir zaman adalah kemunculan dajjal. Oleh kerana itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan satu doa sebagai satu cara untuk menghindar dari fitnah tersebut. Doa tersebut sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sayyidatina ‘Aisyah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ

النَّارِ وَفِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَشَرِّ فِتْنَةِ

الْغِنَى وَشَرِّ فِتْنَةِ الْفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ

مِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Artinya:

Ya Allah aku berlindung kepada Engkau  dari fitnah neraka dan azab api neraka, aku juga berlindung kepada Engkau dari fitnah kubur dan keburukan hasil daripada firnah kekayaan dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari keburukan fitnah Al-Masih Al-Dajjal (HR. Al-Bukhari no. 6377, dan Muslim no. 7046).

Bahkan di dalam riwayat hadits yang lain digambarkan betapa kemunculan dajjal akan menguji dan menggocang keimanan. Ini dapat dilihat dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثٌ إِذَا خَرَجْنَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا

لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ، أَوْ كَسَبَتْ فِي

إِيمَانِهَا خَيْرًا: طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ

مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الْأَرْضِ

Artinya:

Tiga perkara apabila ia keluar tidak akan memberi manfaat akan iman seseorang itu yang sebelumnya mereka itu tidak beriman atau sebelumnya mereka tidak berusaha untuk melakukan kebaikan pada imannya. (tiga perkara tersebut adalah) Terbitnya matahari dari barat, keluarnya Dajjal dan juga al-Dabah yang melata di bumi (HR. Muslim no. 158).

Kembali kepada persoalan yang diajukan, memang di sana terdapat hadits yang menceritakan bahwa akan muncul pada akhir zaman pendusta yang disebut sebagai dajjal. Ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَكُونُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ

يَأْتُونَكُمْ مِنَ الأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا

أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ

لاَ يُضِلُّونَكُمْ وَلاَ يَفْتِنُونَكُمْ

Artinya:

Akan datang pada akhir zaman (kemunculan) dajjal-dajjal para pendusta. Mereka akan datang kepada kalian dengan ucapan-ucapan yang tidak pernah kalian dengar. Bahkan bapak-bapak kalian juga tidak pernah mendengarnya. Maka jauhilah mereka, mereka tidak akan menyesatkan kalian maupun mendatangkan fitnah kepada kalian (HR. Muslim no. 16).

Di dalam riwayat yang lain disebutkan juga,

وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ

كَذَّابُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ

يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ

Artinya:

Tidak akan terjadi kiyamat sehingga dibangkitkan dajjal-dajjal yang menipu yang mana jumlah mereka lebih kurang 30 orang, setiap dari mereka mendakwah bahwa dialah utusan Allah (HR. Al-Bukhari no. 3609; Al-Tirmizi no. 2218; dan Abu Daud no. 4333).

Jika diperhatikan dalam beberapa riwayat itu, di sana disebutkan bahwa dajjal dalam bentuk kata jamak yaitu ‘dajjaalun’ yang artinya beberapa dajjal atau banyak dajjal. Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan, “Dajal itu membawa berarti menutup dan menyembunyikan. Ia juga kadang-kadang berarti menipu. Oleh kerana itu, perkataan kadzabun (pendusta) adalah sebagai penguat makna kata dajjal” (lihat: Fath Al-Bari Syarh Sahih Al-Bukhari, 6/616).

Sheikh Syamsul Haq Al-‘Azim Al-Abadi menjelaskan kata dajjal yang disebutkan di dalam hadis tersebut artinya ialah “belitan dan kekeliruan”, yaitu banyaknya rancangan jahat dan kekeliruan (lhat: ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, 9/1446). Imam Al-Nawawi berkata, “dia berasal dari perkataan Al-Dajl yang bermakna menyembunyikan perkara yang benar dan mempersembahkan sesuatu yang tidak bernilai, mereka ini terdapat pada setiap zaman (lihat: Al-Minhaj Syarh Sahih Muslim, 18/45).

Jika ditelisik pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, ada beberapa orang yang dipanggil sebagai dajjal. Antara lain Ibnu Sayyad, Musailamah dan banyak lagi. Maulana Anwar Syah Al-Kashmiri menyebut bahwa Ibnu Sayyad itu bukannya dajjal yang sebenarnya. Ini berdasarkan kenyataan yang terdapat di dalam Musannad Abdurrazzaq, “Wahai orang banyak, sesungguhnya Ibnu Sayyad itu bukanlah dajjal yang besar”.

Jadi dia dinamakan sebagai dajjal adalah kerana sifat dustanya dan penuh dengan penipuan (lihat: Faidh Al-Bari Syarh Sahih Al-Bukhari, 3/120). Kesimpulannya, hadits tersebut bukan bermakna dajjal itu banyak. Dajjal yang disebut sebagai Al-Masih itu seorang yang akan muncul pada akhir zaman sebagai tanda hampir kiyamat. Dajjal yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah bersifat umum yang bermaksud penipu, pembohong dan pendusta yang suka menyebarkan kebohongan sehingga dipercayai oleh banyak orang. Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan penambah iman, dan kalau sekiranya bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                  —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *