Peneliti Temukan Bayi di AS Miliki 51 Ribu Virus Corona Lebih Tinggi

Ilustrasi ist
banner 400x400

Hajinews — Seorang pasien Covid-19 memiliki kandungan jumlah virus (viral load) yang berbeda. Bahkan, ada seorang bayi baru lahir memiliki puluhan ribu virus atau viral load dan sempat dirawat di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington, D.C.

Dilansir Kabarpolitik dari Science Alert, Ahad (28/2), bayi itu tidak hanya memiliki varian baru dari Novel Corona virus, tetapi juga memiliki viral load 51.418 kali lebih tinggi dari pada pasien muda lainnya, menurut Washington Post. Varian baru tersebut diidentifikasi baru-baru ini ketika para peneliti mengurutkan genom virus dari bayi itu. Tapi kabar baiknya, bayi yang dirawat pada September itu kini sudah pulih.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Varian tersebut, kata para peneliti, memiliki jenis struktur protein lonjakan berbeda yang dapat membuatnya lebih menular. Tidak jelas apakah varian baru ini menjelaskan sejumlah besar partikel virus yang terdeteksi di hidung bayi atau bukan.

“Bisa jadi kebetulan sekali,” kata kepala penyakit menular di Rumah Sakit Nasional Anak Roberta DeBiasi, kepada Washington Post.

Masih banyak pertanyaan tentang bagaimana virus Corona memengaruhi anak-anak. Anak-anak cenderung tidak mengalami kasus Covid-19 yang parah, menurut data nasional. Anak-anak masih sangat kecil kemungkinannya lebih kecil untuk menulari orang lain ketika mereka sakit.

Namun para peneliti masih belum sepenuhnya memahami semua implikasi virus Corona untuk anak-anak dan bayi. Dalam lima bulan terakhir, jumlah kasus virus Corona pediatrik telah meningkat secara dramatis, menurut American Academy of Pediatrics dan Asosiasi Rumah Sakit Anak.

Kasus Covid-19 yang parah pada anak-anak jarang terjadi, tetapi memang tetap ada peluang. Dan telah dikaitkan dengan efek samping yang serius serta jangka panjang, termasuk kerusakan otak. Pada 11 Februari, 241 anak telah meninggal karena Covid-19 di AS dan sebagian besar adalah orang kulit hitam, Hispanik, atau Indian Amerika atau Pribumi Alaska.(dbs)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *