Kabar Buruk! IMF : Jutaan Masyarakat Dunia akan Jatuh ke dalam Kemiskinan Ekstrem

banner 400x400

Hajinews.id- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia diperkirakan bakal berdampak panjang. Kepala International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva pada hari Rabu (24/2) mengatakan bahwa pandemi akan menyebabkan krisis ekonomi berkepanjangan. Banyak negara akan semakin tertinggal akibat krisis ini.

Dalam pesan yang dikirimnya ke pertemuan negara-negara G20 hari Jumat (19/2) lalu, Georgieva mendesak pemerintah untuk meningkatkan distribusi vaksin agar Covid-19 bisa segera dikendalikan. Menegaskan kembali bahwa dampak pandemi bagi perekonomian benar-benar nyata.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Kemajuan yang lebih cepat dalam mengakhiri krisis kesehatan dapat meningkatkan pendapatan global secara kumulatif sebesar 9 triliun dolar AS selama tahun 2020-2025. Itu akan menguntungkan semua negara,” ungkap Georgieva dalam unggahan di situs resmi IMF.

Pada akhir tahun 2022 mendatang, pasar berkembang dan negara berkembang disebut akan mencatat pendapatan per kapita 22 persen lebih rendah dari masa sebelum krisis.Sementara di negara maju, seperti dikutip Kompas.com, nilainya hanya 13 persen lebih rendah.Georgieva memperingatkan bahwa fenomena tersebut akan membawa jutaan masyarakat dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem.

Untuk mengatasi masalah tersebut, IMF menyebut perlu adanya kolaborasi internasional yang lebih kuat untuk mempercepat peluncuran vaksin di negara-negara miskin.

IMF memperkirakan lebih dari separuh dari 110 negara berkembang dan berkembang di dunia akan mengalami penurunan pendapatan lebih jauh di belakang ekonomi maju hingga akhir tahun depan.

Lebih lanjut, krisis ekonomi akibat pandemi ini juga akan memperlebar kesenjangan pendapatan di negara-negara berkembang, terutama karena jutaan anak masih menghadapi gangguan pendidikan.

Setelah ini para menteri keuangan dari negara anggota G20 beserta kepala bank sentral akan bertemu melalui konferensi video untuk membahas keadaan pemulihan dan cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Pertemuan kali ini menempatkan Italia sebagai pemimpinnya.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *