“Sejauh ini baru AstraZeneca yang berkomitmen tak mengambil keuntungan dari vaksin COVID-19 di tengah pandemi. Juga jadi satu-satunya pengembang vaksin berkontribusi besar terhadap keadilan distribusi vaksin dengan memberi lisensi teknologinya ke perusahaan-perusahaan lain,” kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Rabu (24/3/2021).
“Kita butuh produsen vaksin COVID-19 lain mengikuti contoh ini, memberi lisensi teknologinya ke perusahaan lain,” lanjut Tedros.
WHO menyebut sampai sekarang ketidakadilan terhadap distribusi vaksin COVID-19 di dunia masih jadi masalah. Negara kaya menimbun banyak suplai sementara negara miskin sama sekali tidak memiliki vaksin.
Tedros mendeskripsikan situasi ini sebagai hal yang mejijikkan.
“Kita sudah punya cara meraih keadilan distribusi vaksin, tapi jurang perbedaan jumlah vaksin yang diberikan di negara kaya versus COVAX setiap hari semakin besar dan menjijikkan. Kami hanya minta negara dermawan saling berbagi vaksin, itu saja!” ungkap Tedros.
Sumber: detik