Waspada! Pemulihan Ekonomi Belum Tentu Berlanjut

banner 400x400

Hajinews.id – Ditengah hantaman pandemi Covid-19 pada sektor ekonomi, data ekonomi kuarta pertama di tahun ini menunjukan adanya harapan akan terjadinya pemulihan ekonomi, . Namun, ekonom Narasi Institute Fadhil Hasan mengingatkan agar tetap harus disikapi dengan penuh kewaspadaan karena masih ada risiko apakah perbaikan tersebut akan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2021 diperkirakan masih negatif, yakni negatif 1,5% sampai negatif 0,5%.

“Negatifnya pertumbuhan kredit sampai bulan Maret 2021 menjadi sinyal ekonomi kuartal I dunia usaha masih lemah”. Ujar Fadhil Hasan

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Fadhil menerangkan “Pertumbuhan kredit pada Januari 2021 masih negatif sebesar -2.1%, kredit bulan Februari negatif sebesar -2.3% dan kredit bulan Maret -3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Penyebab masih negatifnya pertumbuhan kredit adalah masih besarnya credit risk di berbagai sektor walau redit investasi di beberapa sektor usaha sudah mulai menunjukkan pemulihan pada awal tahun ini, kendati mayoritas masih tetap mencatatkan koreksi secara tahunan. Salah satu kredit yang cukup menggembirakan adalah kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang naik pada kuartal I/2021. Data Bank Indonesia mencatat kredit KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) sebesar Rp528,4 triliun pada Maret 2021, naik 4,2% secara year on year (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan Februari 2021 yang sebesar 3,8% yoy. Namun, selama optimisme pelaku usaha untuk mulai ekspansi masih rendah, kinerja kredit investasi pun kemungkinan akan tetap terbatas.

Fadhil Hasan berpendapat untuk memastikan ekonomi berkelanjutan perlu memastikan program PEN berjalan efektif dan efisien.

“Program PEN sangat krusial sebagai instrumen utama pemerintah untuk menjaga konsumsi RT dan keberlangsungan aktivitas usaha, pemerintah harus serius sekali”. Ujar Fadhil Hasan.

Fadhil melihat ada lima tantangan ekonomi tahun 2021.

  1. Tantangan pertama terjadi pada sisi permintaan dunia usaha yang masih lesu, permintaan belum tumbuh kuat meski sudah ada intervensi.
  2. Tantangan kedua terjadi pada sisi kecepatan waktu pemulihan dibandingkan negara lain.
  3. Tantangan ketiga ada pada pengelolaan utang.
  4. Tantangan keempat pada penerimaan negara khususnya pajak yang terus turun.
  5. Tantangan kelima terdapat ancaman gelombang ketiga COVID19 dan ancaman tsunami pandemi di Indonesia paska tsunami Covid-19 di India dan negara-negara lainnya yang memaksa penerapan lockdown di negara-negara tersebut.

Fadhil menyatakan kelima tantangan harus disikapi oleh Indonesia dengan mengambil langkah yang tepat, cepat dan akurat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *