Hikmah Pagi: Adab Bacaan Shalat Yang Sering Diabaikan

banner 400x400

Hajinews.id,- Bagi imam shalat sesungguhnya ada beberapa adab yang harus diikuti agar shalat menjadi sempurna sesuai rukunnya. Namun terkadang ada yang melalaikannya. Berikut ini adalah adab imam shalat yang harus diperhatikan.

1. Bacaan surah atau ayat pada raka’at pertama lebih panjang daripada raka’at yang kedua.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

2. Secara umum bacaan pada shalat Isya lebih panjang daripada shalat Maghrib, sedangkan pada shalat Shubuh lebih panjang daripada shalat Isya.

3. Meskipun sama-sama shalat sirr, dianjurkan untuk bacaan pada shalat Dzuhur lebih panjang daripada shalat Ashar.

4. Antara membaca ayat atau surah yang kurang lebih sama panjangnya, maka ulama sepakat yang afdhal adalah membaca surah.

5. Ulama berbeda pendapat bila ayat yang dibaca lebih panjang dari surat, syafi’iyyah berpendapat tetap membaca surah secara sempurna lebih utama.

Sehingga dalam hal ini, antara membaca ayat -ayat dengan surah, bisa divariasikan atau sifatnya pilihan.

6. Hendaknya membaca surat atau ayat sesuai urutan mushaf, baik dikala membaca surah atau penggalan ayat.

7. Bila bacaan bukan pada awal surah tidak perlu membaca basmalah. Namun bila awal surah selain surah at Taubah, boleh dibaca sebagaimana tuntunan sebagian ulama, boleh juga tidak dibaca.

8. Secara umum lebih afdhal membaca ayat yang bersambung antara raka’at pertama dengan raka’at kedua, daripada memisah atau berpindah ayat.

9. Ada bacaan yang disunnahkan untuk dibaca pada waktu tertentu seperti pada shubuh Jumat membaca surah as Sajadah dan al Insan, pada shalat jum’at membaca surah al A’la dan al Ghasyiah dll.

Boleh diamalkan dan sesekali ditinggalkan menurut sebagian ulama, agar tidak menjadi semacam keharusan.

10. Kadar panjang bacaan imam hendaknya menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat. Jika imam menyukai memanjangkan bacaan, sebaiknya lewat proses bertahap atau pembiasaan agar makmum yang terbiasa dengan bacaan singkat tidak kaget dan merasa berat dalam shalat. Demikian juga sebaliknya.

Wallahu a’lam. (Ust Abdurrochim).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *