Hajinews.id – Dan kesempatan akan datang dengan sapaan. Menjemput apa yang pernah dilakukan oleh kesiapan. Kesuksesan, yang menandai mereka dalam pertemuan.
Lihatlah, yang pernah bertemu dengan waktu luang tanpa kesibukan. Akan apa yang ditempa oleh waktu dilakukan. Saat usia mulai cukup untuk berpamitan. Terkejut, seakan tak pernah mendapat peringatan.
Lihatlah, yang pernah mencicipi kecukupan. Bahkan dalam gelimang kekayaan. Dijalan kebaikan menyingkir, tak ingin berpapasan. Menyusun berbagai narasi alasan.
Saat hadir kesempatan. Bertransaksi dengan Allah, dalam sebaik-baik perdagangan. Tak tersisa dari yang direzekikan. Itupun bertarung hati dengan kesulitan dan kebutuhan.
Dunia, ladang bagi yang sadar sebagai tempat menanam kebaikan. Luas dan sempitnya ladang tergantung cerdasnya ia menggunakan. Yang cerdas, setiap jengkal adalah kesempatan menanam tak melewatkan.
Bagi yang lalai, tertutup dari kecerdasan. Ingin myaman dalam teduhnya rerimbunan. Begitu habis waktu menanam, menyesal dengan sedikitnya tanaman.
Yang lalai, seribu lilin sekalipun tetap dalam kegelapan. Semoga hidayah Allah selalu menjadi penerang arah kita, langkah, dan tujuan.