Hajinews – Jakarta – Indonesia harus mengambil pelajaran terkait ketidakpastian kuota haji. Penangan pandemi covid-19 harus lebih maksimal.
“Rata-rata negara yang bisa (menangani pandemi covid-19) itu mereka memang disiplin ya, tingkat disiplinnya tinggi,” kata Ketua Panitia Kerja (Panja) Haji 2021 Komisi VIII Diah Pitaloka kepada Medcom.id, Selasa, 1 Juni 2021.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menyampaikan penangan pandemi virus korona agak mengkhawatirkan. Sebab, kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan cukup rendah.
“Pemerintah daerah komitmen ketat urusan penanganan covid-19 tapi dilihat masyarakat santai-santai aja untuk disiplin prokes,” ungkap dia.
Diah mengakui mengatur masyarakat tak gampang. Apalagi jumlah penduduk Indonesia cukup besar. Namun, hal itu harus dilakukan agar Indonesia bisa menghadapi pandemi covid-19.
“Tentu kita ingin ya masyarakat lebih disiplin,” ujar dia.
Selain itu, pemerintah dan penyelenggara diminta ketat mengawasi pelaksanaan haji atau umroh. Jangan sampai temuan jemaah asal Indonesia terkonfirmasi positif covid-19 di Arab Saudi terulang.
Diah menceritakan pengalaman itu pernah terjadi saat ibadah umroh beberapa waktu lalu. Sejumlah jemaah asal Indonesia terkonfirmasi positif covid-19 saat menjalani tes di Arab Saudi.
“Nah mungkin itu juga menjadi referensi penilaian (Arab Saudi memberikan kuota penyelenggaraan haji),” sebut dia.
Dia menegaskan penanganan pandemi dan keseriusan penyelenggara ibadah haji dan umrah sangat dibutuhkan. Sebab, akan berpengaruh terhadap penilaian Arab Saudi memberikan kuota haji dan umrah.
“Gak cuma di Arab Saudi, tapi juga di negara lain,” ujar dia. (dbs).