Kabar Duka, Rumah Sakit Apung dr Lie Tenggelam di NTB

 

Jakarta, Hajinews.id – Rumah Sakit Apung (RSA) swasta pertama di Indonesia milik dr Lie Dharmawan karam dalam pelayaran dari Kupang menuju Torano. Hal ini membuat netizen diliputi rasa kesedihan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Dalam pelayaran dari Kupang, NTT – menuju Torano, Sumbawa Besar, NTB di Perairan Bima, kapal mengalami musibah hingga karam,” ujar Lie dalam keterangan tertulis, Jumat (18/6/2021).

RSA dr Lie sendiri sempat sangat viral di media sosial. Tujuan dan keberanian dr Lie dalam membangun kapal tersebut menarik perhatian banyak orang. Karena itu tidak heran warganet banyak memberikan ucapan simpati karena kejadian ini.

“Rumah Sakit Apung dr Lie Dharmawan tenggelam. Semoga segera dapat pengganti dan kembali melayani….” tulis @adipurwa74 sembari membubuhkan emoji sedih.

“turut berduka atas karamnya Rumah sakit apung [RSA] Dr.lie dharmawan,” ucap @PelangiSokola.

Sosok dr Lie Dharmawan yang menjadi dalang dari terciptanya RS Apung juga pernah berbincang bersama kami. Dilansir detikINET beberapa waktu yang lalu, beliau sempat bercerita mengenai sejarah ide ‘gila’ membuat RS Apung.

dr Lie yang memang mengikuti program Pemerintah untuk mengabdi di daerah terpencil mulai tergerak membantu lebih banyak orang. Suatu ketika kejadian di Maluku Tenggara benar-benar mengubah hidupnya, di mana ada orangtua dan anak berumur 8 tahun yang mengarungi lautan 3 hari 2 malam untuk bertemu dengannya, meminta bantuan untuk mengoperasi anaknya.

“Anak ini dalam keadaan sakit berat karena ususnya terjepit. Sedangkan secara medis usus yang terjepit sudah harus dioperasi 8 jam sejak kejadian atau ususnya pecah, maut di tangannya. Operasi berhasil, anaknya pulang dengan selamat. Pulang ke Jakarta, terbayang-bayang oleh saya akan anak yang menderita itu, khususnya pada malam hari sebelum tidur, saya berdoa dulu dan bayangan anak itu terbayang senantiasa dan saya terpikir bagaimana bisa membantu mereka yang jauh,” tuturnya.

Ia terpikir bahwa banyak orang yang tidak berkesempatan mendapatkan akses kesehatan karena infrastruktur yang kurang memadai baik tenaga kesehatan, peralatan medis yang kurang mumpuni, dan tempat berobat yang tak memadai. Dari sana muncul ide untuk menciptakan kapal apung yang kemudian membuat ia justru dicemooh ‘gila’.

Kini, salah satu RS Apung tenggelam di NTB. Banyak donasi yang dibuka untuk membangun kembali kapal yang telah karam tersebut. Harapannya, dengan bahu membahu, kita bisa ciptakan lagi RS Apung untuk membantu mereka yang berada jauh dari akses kesehatan yang memadai.(dbs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *