PB IDI: Segera Lockdown Sebelum Terlambat!

 

Jakarta, Hajinews.id — Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mendesak pemerintah agar segera menerapkan lockdown. Menurutnya, untuk mengatasi kondisi pancemi Covid-19 yang semakin parah, harus dilakukan pembatasan pergerakan masyarakat.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Saya kembali ulangi saran saya, untuk terapkan lockdown. Semua liburan dan perjalanan tidak penting harus dihentikan sejenak. Apalagi, mempertimbangkan sekolah tatap muka dibuka kembali, jangan dulu. Lakukan lockdown sebelum telat. Situasi bisa berubah jadi mengerikan,” katanya dalam cicitan di akun Twitter miliknya, (19/6/2021).

Kemudian, ia melanjutkan saat ini rumah sakit sudah penuh, kasus melonjak, beberapa tenaga kesehatan dan medis telah terinfeksi yang bisa menyebabkan kualitas layanan menurun.

“Ya, lihat saja kondisi sekarang bagaimana. Kebijakan lockdown akan mengesankan bahwa situasi saat ini benar-benar darurat sehingga masyarakat juga sadar akan hal itu. Tidak usah lama-lama dan memang butuh kesabaran serta kesadaran dari semua pihak,” ujarnya.

Zubairi menambahkan, jika lockdown diterapkan dengan benar, hal ini tentu akan efektif untuk menurunkan angka kasus Covid-19.

“Asal dilakukan dengan benar ya, akan efektif. Namun, saya juga tidak bisa memaksakan. Itu terserah yang punya kewenangan. Sebagai dokter, tentu saja saya ingin memprioritaskan keselamatan dan kesehatan,” ucapnya.

Sebelumnya diketahui, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan kasus harian Covid-19 di Ibu Kota pada Jumat (18/6) memecahkan rekor dengan angka 4.737 kasus baru. Jumlah ini melampaui angka tertinggi yang pernah terjadi pada 7 Februari 2021, yakni mencapai 4.213 kasus dalam sehari.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 24.812 spesimen.

“Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 17.368 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 4.737 positif dan 12.631 negatif,” kata Dwi dalam keterangan tertulis resminya, Jumat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *