IPHI dalam Pusaran Idealisme dan Pragmatisme

Salman Alfarisi (dok)

Oleh Salman Alfarisi BMR. S.H.I 

Sekretaris AMHI Jawa Timur

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dalam pusaran politik sedang diuji  independensinya sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia. Akhir-akhir ini, IPHI menjadi sorotan menjelang pergantian pengurus baik dalam Muktamar, Muswil dan Musda. Bagaimana tidak para tokoh yang natabane sebagai kandidat dalam bursa capres-cawapres, cagub-cawagub maupun cabub-cawabub berbondong-bondong mendekati para anggota IPHI untuk menjadi tampuk pimpinan di dalamnya.

Di Provinsi Jawa Timur misalnya, Ketua PW IPHI Jawa Timur Bapak DR. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, terpilih dalam Muswil IPHI Ke VII di Universitas Islam Majapahit Kabupaten Mojokerto pada 14 Desember lalu. Emil adalah Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur. Memang mas Emil (panggilan akrab beliau) dihendaki musyawirin untuk menjadi Ketua PW IPHI Jawa Timur secara aklamasi. harapannya bisa membawa IPHI Jawa Timur lebih baik dalam 5 tahun kedepan yaitu 2019-20124.

Di Kabupaten Madiun, ada juga wakil bupati yang juga dikehendaki anggota IPHI untuk menjadi Ketua PD IPHI Kabupaten Madiun, yaitu H. Hari Wuryanto, SH.,M.AK. Ia terpilih menjadi Ketua IPHI PD IPHI secara aklamasi dalam musyawarah daerah ke VII pada tanggal 21 Desember 2019 masa bhakti 2019-2024. Harapan musyawirin juga sama, bahwa mereka ingin IPHI menjadi lebih baik di masa mendatang dengan tetap membawa misi kebaikan, dan kemaslahatan ummat. IPHI diharapkan tetap independen dalam melayani ummat sehingga Haji Mabrur dapat diamalkan sepanjang hayat.

Di tahun 2020 memang ada 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak (pilkada). Tahun 2019 sudah mulai proses tahapannya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Para kandidat bacalon kepala daerah sudah mulai pemanasan dengan mendekati konstituennya melalui berbagai macam cara. Baik melalui media masa, media cetak, media sosial maupun door to door langsung ke rumah warga mencari dukungan. Baliho, banner dan spanduk menebar di jalan-jalan besar, dan di gang-gang kampung. Mendekati partai politik menjadi hal lazim, bahkan beberapa sudah mendekati ormas-ormas besar untuk mendapatkan dukungan.

Tantang besar bagi masyarakat, begitu juga bagi IPHI sebagai ormas kebajikan yang secara paripurna menjadi berperan penting dalam memberi informasi kepada masyarakat dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang tepat sehingga bisa membawa kemaslahatan ummat. Bukan justru ikut masuk dalam lingkaran politik, yang tidak mampu berbicara ketika ada kebijakan yang dilakukan oleh para pejabat(kepala daerah).

Semoga IPHI tetap independen dalam menjalankan organisasi, tetap idealis dalam memperjuangkan dakwah demi kemaslahatan ummat. Bukan sebaliknya terkooptasi, dan terbawah arus dalam pusaran politik praktis. Semoga Allah SWT selalu memberi petunjuk kepada kita semua dalam memperjuangkan agaman-NYA.Aamiin (*).

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *