Bongkar! Inilah Biang Kerok yang Kerek Kematian COVID-19 Indonesia

banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id – Para ahli mengatakan informasi yang salah memperburuk wabah COVID-19 di Indonesia, apalagi ketika rumah sakit berjuang dengan kekurangan oksigen seperti sekarang.

Indonesia telah menjadi episentrum COVID-19 Asia, setelah pekan lalu mencatat rekor kematian tertinggi dalam empat hari terpisah. Berangkat dari sini, Indonesia sedang mempersiapkan lebih banyak unit perawatan intensif. Sementara upaya Jokowi memperpanjang atau melonggarkan pembatasan ketat hingga awal bulan depan, dinilai takkan bawa dampak signifikan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

SBS News melaporkan, varian Delta punya andil membuat Indonesia terpuruk akibat pagebluk, terutama di Pulau Jawa yang berpenduduk padat.

Pakar kesehatan masyarakat Ilsa Nelwan telah melihat rumah sakit yang kewalahan di Jawa menolak pasien karena kekurangan tangki oksigen. Akhirnya, sukarelawan lah yang berlomba untuk memenuhi kebutuhan. Dia mengatakan para sukarelawan bekerja dengan Menteri Kesehatan dan menyumbangkan tangki oksigen kecil apa pun yang mereka bisa ke rumah sakit.

“Namun, itu satu masalah pada satu waktu, itu tidak menyelesaikan masalah oksigen secara keseluruhan,” katanya kepada SBS News.

Dia juga menyebutkan, informasi yang salah tentang bagaimana virus menyebar di Indonesia berkontribusi pada masalah ini.

“Kami berharap Indonesia akan berubah dari tradisi lisan ke tradisi yang lebih ilmiah,” ujarnya.

Di luar Jawa, tepatnya di Bali, provinsi itu bergulat dengan kekurangan oksigen, usai badan kesehatan sekarang mengatakan situasinya semakin kritis.

Sementara itu, ahli kimia yang beralih menjadi penerjemah Angela Darmali, seorang warga Jakarta mengaku senang dengan jaringan keluarga dan lingkungan yang mendukung, tetapi dia juga mengenal orang-orang yang kehilangan orang yang dicintai.

“Saudara laki-laki satu orang harus menunggu selama 14 jam di halaman rumah sakit,” katanya.

Dia mengatakan informasi yang salah adalah masalah utama ketika Indonesia berjuang untuk mengekang pandemi. Ia juga menggambarkan hoaks sebagai “musuh kedua” negara yang diperangi bersama COVID-19.

“Misinformasi, hoaks, hal-hal seperti itu, beredar di setiap platform media sosial,” katanya. “Ini adalah musuh kedua yang kita lawan, selain virus yang sebenarnya.”

Menteri Senior Luhut Pandjaitan, yang mengawasi respons COVID di pulau Jawa dan Bali, mengatakan kapasitas ICU akan ditambahkan di daerah-daerah yang melaporkan kematian tertinggi.

“Kematian meningkat karena sejumlah faktor: rumah sakit penuh, pasien dirawat dengan saturasi rendah, atau meninggal tanpa pengawasan dalam isolasi diri,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam.

Indonesia pekan lalu melaporkan rekor kematian tertinggi pada empat hari terpisah, di mana angka terakhir adalah 1.566 kematian pada Jumat. Hal ini menjadikan kematian kumulatif menjadi lebih dari 82.000. Adapun total kasus infeksi telah meningkat menjadi lebih dari 3,1 juta, meskipun para ahli kesehatan mengatakan kematian dan jumlah kasus telah dihitung.

Hanya di bawah tujuh persen dari 270 juta penduduknya telah divaksinasi penuh, dengan negara terbesar di Asia Tenggara itu terutama bergantung pada suntikan yang diproduksi oleh Sinovac Biotech China.

Perdebatan tentang apakah akan melonggarkan pembatasan telah mengadu para ahli kesehatan, yang mengatakan terlalu dini untuk mengurangi pembatasan selama gelombang infeksi. Namun, ini melawan kelompok pengusaha yang telah memperingatkan PHK massal kecuali pembatasan tersebut dilonggarkan. (dbs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *