Kisah Mu’adz Ditegur Oleh Nabi Karena Terlalu Lama Mengimami Salat

Kisah Mu'adz Ditegur Oleh Nabi Karena Terlalu Lama Mengimami Salat
Kisah Mu'adz Ditegur Oleh Nabi Karena Terlalu Lama Mengimami Salat. Foto/ilustrasi sedang salat
Hajinews.idMu’adz Bin Jabal radhiyallahu ‘anhu salah seorang sahabat Nabi terkemuka yang memiliki pemahaman mendalam dalam ilmu fiqih. Beliau dikenal sebagai sahabat paling mengerti perkara halal dan yang haram.

Dikisahkan Mu’adz pernah ditegur oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena terlalu lama mengimami salat. Berikut kisahnya diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Mu’adz bin Jabal pernah salat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia mendatangi kaumnya untuk melaksanakan Salat lagi. Ketika itu Mu’adz membacakan Surat Al-Baqarah (286 ayat). Lantas ada seseorang yang keluar dan ia melakukan Salat sendirian dengan ringkas. Hal tersebut sampai kepada telinga Mu’adz dan menyebut orang tersebut munafik.

Ucapan Mu’adz itu sampai kepada orang yang digelari, hingga akhirnya ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah kami adalah kaum yang bekerja dengan tangan-tangan kami di samping menggembala ternak. Saat itu Mu’adz Salat mengimami kami semalam itu membaca Surat Al-Baqarah. Maka Aku memutus salatku, lalu dia menuduh saya munafik.”

Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Mu’adz, apakah kamu akan tukang pembuat fitnah (memicu orang enggan shalat)?” hingga 3 kali. “Baiknya engkau membaca Surat Asy-Syamsy dan Al-A’la atau yang semisalnya.” (HR Al-Bukhari No 6106 dan Muslim No 465)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa yang dimaksud adalah Salat Isya. Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata:

صَلَّى مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ الأَنْصَارِىُّ لأَصْحَابِهِ الْعِشَاءَ فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ فَانْصَرَفَ رَجُلٌ مِنَّا فَصَلَّى فَأُخْبِرَ مُعَاذٌ عَنْهُ فَقَالَ إِنَّهُ مُنَافِقٌ. فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْبَرَهُ مَا قَالَ مُعَاذٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا يَا مُعَاذُ إِذَا أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقْرَأْ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا. وَسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى. وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ. وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى

Mu’adz bin Jabal Al-Anshari pernah memimpin Salat Isya. Ia pun memperpanjang bacaannya. Lantas ada seseorang di antara kami yang sengaja keluar dari jamaah. Ia pun Salat sendirian. Mu’adz pun dikabarkan tentang keadaan orang tersebut. Mu’adz pun menyebutnya sebagai seorang munafik. Orang itu pun mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau apa yang dikatakan oleh Mu’adz padanya. Nabi lantas menasehati Mu’adz, “Apakah engkau ingin membuat orang lari dari agama, wahai Mu’adz? Jika engkau mengimami orang-orang, bacalah Surat Asy-Syams, Adh-Dhuha, Al-A’laa, Al-‘Alaq, atau Al-Lail.” (HR Muslim No 465)

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abi Syaibah (3625) disebutkan bahwa yang dilaksanakan oleh Mu’adz adalah Salat Maghrib berjamaah.

Mengenai hal ini, Nabi pernah berpesan: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian salat mengimami orang banyak, maka hendaklah ia memperingan salatnya, karena di antara mereka ada yang lemah, sakit, tua. Jika salah seorang di antara kalian salat sendirian, maka hendaklah ia memanjangkannya sekehendak hati’. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Maksud meringankan Salat di sini artinya mempercepatnya tanpa mengurangi sunnah dan makna Salat. Mudah-mudahan kita diberi taufik agar termasuk orang-orang yang istiqomah mendirikan Salat berjamaah.

Wallahu A’lam

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *