Bendera Rasulullah: Babak Baru Bagi Para Pembenci Dalam Negeri

Bendera Rasulullah: Babak Baru Bagi Para Pembenci Dalam Negeri
Bendera Rasulullah: Babak Baru Bagi Para Pembenci Dalam Negeri

Oleh Zain bin Nursal al-Abidin

Hajinews.id – Imarah Afghanistan memang bukanlah Khilafah Islamiyah sehingga tegaknya Khilafah sebagai institusi dan satu-satunya sistem yang mampu menerapkan syari’at seluruhnya tetap wajib untuk diperjuangkan sesuai kaidah ushul:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

مالايتمّ الواجب الاّبه فهوواجب
“Suatu kewajiban tidak akan terlaksana tanpa sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib”.

Tapi ketika Al-Liwa, bendera Rasulullah berwarna putih dengan kaligrafi berwarna hitam secara resmi telah digunakan oleh mereka sebagai bendera negaranya maka hal ini juga pantas untuk diapresiasi tanpa euforia berlebihan.

Sebagai sebuah bendera negara tentunya al-Liwa akan berkibar di kantor-kantor pemerintahan di dalam negeri Imarah Afghanistan hingga ke kantor konsulat mereka diluar negeri, termasuk Indonesia.
Dalam setiap kunjungan kenegaraan, al-Liwa juga akan ikut dikibarkan disamping bendera negara-negara lainnya sehingga secara tidak langsung negara-negara tersebut termasuk rakyatnya akan terikat pada kode etik penghormatan atas simbol negara lain.

Bayangkan, rezim yang pernah begitu gencar memusuhi bendera tersebut akan “dipaksa” untuk berdiri bersama bendera yang mereka musuhi, mulut-mulut buzzeRp yang selalu mengharap remah roti akan lebih berhati-hati untuk memainkan narasi bahwa bendera tersebut adalah bendera teroris, bahkan mungkin tidak akan ada lagi aksi manusia purba yang menari-nari bakar bendera sambil menyanyikan lagu jumarekajengjeng.

Bagaimana dengan tuduhan bahwa itu adalah bendera HTI ?
Mereka pun harus berpikir berulangkali kalau ingin memainkan jurus lama, kecuali jika memang benar-benar ingin mempertontonkan kebodohan yang nyata.

Hal yang paling mungkin akan mereka lakukan selanjutnya adalah menebar opini bahwa siapapun umat Islam yang mencintai dan mengibarkan bendera tersebut adalah antek taliban, sebagaimana dahulu para syabab Hizbut Tahrir pernah dituduh sebagai antek ISIS.

Untungnya, dakwah pengenalan al-Liwa dan ar-Rayah sudah berhasil menjadi opini umum dikalangan umat Islam sehingga kecintaan umat pada bendera Rasulullah lebih mendalam dan mampu menepis segala tuduhan tanpa ilmu oleh mereka yang masih suka mengais-ngais sepotong tulang dibawah kaki penguasa zhalim.

Ya Rabb, jauhkanlah kami dari kebodohan orang-orang bodoh

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *