Berjanji Akan Fasilitasi Penderita Autoimun dan Komorbid Berat, Anis Tegaskan Bisa Divaksin Dengan Vaksin Ini

Hajinews – Jakarta – Masyarakat umum saat ini sudah bisa mendapatkan vaksin COVID-19 jenis Moderna. Bahkan vaksin asal Amerika itu bisa untuk mereka yang mengidap autoimun dan komorbid.

“Hari ini kita memulai dengan memberikan vaksin Moderna bagi pribadi yang memiliki gangguan imunitas atau immunocompromised. Di dalam kelompok tersebut, ada autoimun, tapi bukan hanya itu, orang yang mendapat pengobatan berkepanjangan berdampak pada turunnya imunitas,” ujar Anies, Jumat (20/8).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Di Jakarta, vaksin Moderna hanya diberikan kepada 100.030 masyarakat umum, di mana setiap orang akan mendapat dua dosis. Total dosis vaksin Moderna untuk warga di Jakarta berjumlah 200.060 dosis. Kendati demikian, Anies berjanji akan fasilitasi masyarakat penderita autoimun dan komorbid mendapat vaksin Moderna.

“Silakan nanti daftar, ada link-nya, nanti diberikan waktunya, agar mereka dapat jadwal vaksinasi, termasuk yang hadiri di sini mereka ada yang sudah menunggu lama dan ada yayasan yang terkait dengan problem lupus,” lanjutnya.

Orang nomor satu di Jakarta ini juga menjelaskan alasan vaksin Moderna dipilih untuk diberikan pada kelompok yang memiliki kompleksitas imunitas. Vaksin Moderna merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA). Dibandingkan vaksin tradisional yang berisi virus yang dilemahkan, vaksin mRNA diketahui memiliki tingkat efikasi yang tinggi, terutama untuk penyakit berat seperti penyakit paru, jantung, obesitas, diabetes, liver dan infeksi HIV.

“Sebetulnya, bukan merk Moderna-nya, tetapi jenis metode mRNA ini yang kemudian ditemukan aman dan efektif bagi mereka yang memiliki gangguan imunitas, salah satu merknya adalah Moderna,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, menuturkan, ada 200.000 vaksin merk Moderna yang diperuntukkan bagi warga DKI, di mana diprioritaskan warga yang mengalami immunocompromised.

“Tetapi kami tidak menutup kemungkinan hal lain terkait status kesehatan. Jadi, akan ada 35 faskes di DKI Jakarta yang akan memberikan pelayanan tersebut,” ungkap Widyastuti. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *