Gus Baha juga mengatakan Allah mentakdirkan jadi pencuri, hingga berpikir Allah kok ada orang yang ditakdirkan jadi pencuri.
Selain itu, Gus Baha mengatakan ada yang ditakdirkan sehingga dirinya bukan pencuri. Namun, mau menghakimi jelek itu tidak bisa.
“Permisi misalnya saya tahu pencuri, pas tahu pencuri perasaan saya Ya ALlah kok ada orang di takdir jadi pencuri,” kata Gus Baha seperti dikutip dari unggahan akun instagram @ngaji.gus.baha pada Kamis, 2 September 2021.
“Ada yang kau takdirkan jadi saya yang bukan pencuri, Mau menghakimi dia jelak itu tidak bisa,” tambahnya.
Sebab menurut Gus Baha menjelaskan bisa saja suatu saat bahwa dirinya yang menjadi pencuri.
Jadi menurut Gus Baha tawadhu itu langsung saat melihat keagungan Allah. Sebab, Allah lah yang bisa membolak-balikan keadaan.
“Suatu saat bisa saja saya jadi pencuri, orang yang saya sukai jadi pencuri. Jadi langsung tawadhu nya itu langsung melihat keagungannya Allah yang bisa membolak balikkan keadaan,” jelasnya.
Gus Baha ambil contoh lain yaitu orang miskin dimana mau makan saja harus menunggu ada yang menyuruh untuk membersihkan selokan.
“Kamu lihat orang miskin,mburuh mau makan saja harus menunggu mburuh ke kamu buat bersihin selokan,” ungkapnya.
Selain itu, Gus Baha juga mengatakan boleh sombong bisa naik mobil dan dermawan beramal di masjid.
Namun harus berfikir juga bahwa keadaan itu semua dapat saja terjadi jika Allah sudah berkehendak.
“Kamu sombong bisa naek mobil, bisa dermawan ngamal di masjid habis i’tikaf. Kamu boleh ngomong alhamdulilah saya kaya, senang agama. Boleh, tapi kamu ketika ketemu orang miskin harus berfikiran bisa saja suatu saat keadaan bisa berubah,” tegasnya.
Hal itu terjadi karena keagungan Allah, bahkan ada keinginan menjadi baik malah jadi jelek mau jadi kaya malah miskin.
Namun perlu diketahui tidak usah punya pikiran macem-macem. Gus Baha menegaskan semua keadaan menuju nadhomannya Allah SWT.
“Itu karena keagungannya Allah, orang tidak bisa menuruti seleranya Allah. Kepingin baik jadi jelek kepingin kaya jadi miskin. Kamu tidak usah punya pikiran sosial atau macem-macem, pokoknya semua keadaan menuju nadhomannya Allah SWT.” tandasnya.***
Sumber: sukabumi