Tujuan Keberadaan Nahdlatul Ulama di Bumi Nusantara

Tujuan Keberadaan Nahdlatul Ulama di Bumi Nusantara
Abdul Hamid Rahayaan, Tokoh muda Nahdlatul Ulama
banner 400x400
Oleh: Abdul Hamid Rahayaan, Tokoh muda Nahdlatul Ulama

NAHDLATUL Ulama (NU) lahir sebagai antitesa atas berkembangnya paham Wahabi di Nusantara serta menjadi wadah berkumpulnya masyarakat Nusantara yang berpaham Ahlu Sunnah Waljamaah dan tempat berhimpun ulama, kiai, santri dalam memperjuangkan kemerdekan bangsa Indonesia sekaligus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Hajinews.id – Itulah tujuan kehadiran Nahdlatul Ulama di bumi Nusantara oleh para Waliyullah yang adalah Warosatul Ambiya.

Oleh karena itu Ketua Umum PBNU ke depan harus menjiwai tujuan lahirnya Nahdlatul Ulama. Ia harus memiliki kemampuan keilmuan serta akhlak dan moral yang tinggi, termasuk kemampuan manajerial, kematangan emosional dan spiritual yang baik agar menjadi teladan bagi warga NU dan juga teladan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

Untuk memperoleh calon ketua umum PBNU yang ideal hanya dapat diperoleh melalui pemilihan dengan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yaitu peserta muktamar memilih sembilan ulama kemudian beristikharah menentukan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.

Namun jika pemilihan ketua umum menggunakan sistem konvensional atau one man one vote maka akan menghasilkan Ketua Umum PBNU yang liberal.

Kenapa demikian? Karena dihasilkan melalui cara yang liberal dan itu bertentangan dengan kaidah yang dianut oleh NU selama ini.

Sistem konvensional membuat calon ketua umum harus melacur dengan mencari dana dari para pemodal untuk membiayai perjuangannya menjadi ketua umum PBNU. Inilah yang menjadi masalah prinsipil.

Akibatnya ketua umum terpilih dikendalikan pemodal. NU akan di bawah kendali kepentingan pemodal.

Apabila ada calon ketua umum yang ngotot bahkan cenderung memaksakan diri, memiliki ambisi yang berlebihan, punya banyak duit, berani bayar DPC dan DPW NU dengan harga tinggi untuk memenuhi targetnya, itu ciri calon ketua umum PBNU yang liberal dan telah dikendalikan pemodal.

Padahal sesungguhnya apa yang dipraktikan sangat bertentangan dengan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan dari para Aulia dan Ambiya pendiri Nahdlatul Ulama.

Untuk itu diharapkan agar menjadi kesadaran bagi kita semua untuk introspeksi diri kita masing-masing untuk tidak melakukan hal-hal yang menodai tujuan suci keberadaan Nahdlatul Ulama oleh para Waliyullah.

Saya imbau jika ada calon ketua umum PBNU dengan ciri-ciri yang saya uraikan di atas, maka solusinya ambil duitnya tapi jangan ikuti keinginannya.

Jika anda dan kita semua cinta terhadap Nahdlatul Ulama, karena pasti mudharatnya sangat besar terhadap NU, warga NU dan rakyat serta bangsa Indonesia.

Saya minta kepada pengurus cabang NU dan pengurus wilayah NU dari Sabang sampai Merauke jangan ada pemikiran bahwa kalian datang ke muktamar di Lampung untuk bertransaksi suara dengan calon ketua umum dan tim suksesnya.

Hilangkan pemikiran itu karena NU bukan partai politik, maupun ormas biasa. NU adalah organisasi sosial keagamaan yang memiliki misi dan ajaran yang mulia baik dari sisi hubungan kita dengan Allah SWT, hubungan kita dengan Rasulullah, hubungan kita dengan guru-guru kita sampai kepada Rasulullah dan bagaimana hubungan kita dengan negara.

Maka tanamkan niat bahwa kami datang ke muktamar untuk bermusyawarah menghasilkan sistem terbaik yakni Ahlul Halli Wal Aqdi yang akan menghasilkan pemimpin NU terbaik untuk kebaikan NU, warga NU, rakyat, serta bangsa dan negara.

Semoga dengan niat dan tujuan yang baik, kita semua dan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia mendapat bimbingan dan rahmat dari Allah SWT. Terima kasih.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *