Sirah Sahabat: Usamah bin Zaid

Usamah bin Zaid
Usamah bin Zaid
banner 400x400

“Sungguh Ayah Usamah Lebih Dicintai oleh Rasulullah daripada Ayahmu, dan Dia adalah Orang yang Lebih Dicintai Rasul daripadamu” (Ucapan Umar bin Kaththab kepada anaknya)

Hajinews.id – Kita sekarang berada pada tahun ketujuh sebelum hijrah dan berada di Mekkah. Rasulullah ﷺ saat itu sedang menderita karena siksaan kaum Quraisy kepadanya dan kepada para sahabatnya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Derita dakwah yang Beliau emban dapat dituliskan dalam serial yang panjang serta sarat dengan kesedihan dan penderitaan.

Saat Beliau dalam kondisi demikian, maka tersembullah rona kebahagiaan di kehidupan Beliau. Ada seorang yang membawa kabar gembira kepadanya bahwa Ummu Aiman telah melahirkan seorang anak. Maka merebaklah kebahagiaan lewat wajah Rasulullah ﷺ.

Siapakah anak beruntung ini yang telah membuat bahagia Rasulullah ﷺ?! Dia adalah Usamah bin Zaid.

Tidak seorang pun sahabat Rasulullah ﷺ yang merasa aneh dengan kebahagiaan Beliau atas lahirnya anak ini. Hal itu karena posisi kedua orang tuanya bagi Beliau.

Ibu dari anak ini adalah Barakah al Hasanah yang dikenal dengan Ummu Aiman. Dia adalah budak Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah ﷺ. Ummu Aiman membesarkan Rasulullah dalam hidupnya. Ia memelihara Rasulullah ﷺ setelah ibunda Beliau wafat. Rasul ﷺ membuka matanya untuk melihat dunia, dan tidak kenal siapapun sebagai ibunya kecuali Ummu Aiman.

Rasul ﷺ betapa amat mencintai Ummu Aiman. Beliau sering berkata: “Dia adalah ibuku setelah ibuku, dan anggota keluargaku yang tersisa.”

Inilah ibu dari anak yang beruntung. Adapun ayahnya adalah orang yang paling disayang oleh Rasulullah ﷺ yaitu Zaid bin Haritsah, yang merupakan anak yang diadopsi oleh Rasulullah ﷺ. Dia juga sahabat Rasul yang banyak mengetahui rahasia Rasulullah ﷺ. Menjadi salah seorang anggota keluarga Rasul dan merupakan orang yang paling Beliau cinta setelah Islam.

Kaum muslimin bergembira dengan lahirnya Usamah bin Zaid, seperti belum pernah ada bayi yang terlahir selainnya. Sebab, apa yang membuat Nabi bahagia, akan membuat mereka semua bahagia. Setiap hal yang membuat Nabi ﷺ senang, maka akan membuat senang juga hati mereka.

Maka kaum muslimin memberikan gelar kepada anak yang beruntung ini dengan panggilan Al Hibb wa Ibnul Hibb (Orang yang disayangi dan anak dari orang yang disayangi).

Kaum muslimin tidak berlebihan saat mereka memberikan gelar kepada anak kecil yang bernama Usamah ini. Rasul ﷺ amat mencintai dia sehingga dunia merasa cemburu kepadanya. Usamah hampir seusia dengan cucu Rasul yang bernama Al Hasan bin Fathimah al Zahra.

Al Hasan ini berkulit putih, cerah dan amat mirip dengan kakeknya, yaitu Rasulullah ﷺ.

Sedangkan Usamah berkulit hitam, pesek hidungnya dan amat mirip dengan ibunya yang berasal dari Habasyah.

Namun dengan demikian, Rasul ﷺ tidak pernah membedakan kepada mereka berdua dalam membagikan cintanya. Ia menggendong Usamah dan menaruhnya di salah satu pahanya, dan ia juga menggendong Al Hasan dan menaruhnya pada paha satunya lagi. Kemudian Rasul mengangkat mereka berdua ke arah dadanya dan berdo’a: “Ya Allah, aku mencintai mereka berdua maka cintailah mereka berdua oleh Mu!”

Rasul ﷺ amat mencintai Usamah hingga suatu saat Usamah melewati gerbang pintu, lalu kepalanya terantuk. Maka mengalirlah darah dari lukanya. Maka Nabi ﷺ menyuruh Aisyah untuk menghilangkan darah dari lukanya, namun Aisyah tidak mampu melakukannya.

Maka Rasul ﷺ langsung menghampiri Usamah dan Rasul menyedot memar di tubuhnya sehingga darah habis, dan Rasul ﷺ menghibur Usamah dengan ucapan-ucapan yang baik sehingga Usamah merasa tenang dan tidak kesakitan.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ mencintai Usamah saat ia masih kecil, Beliau pun mencintai Usamah saat ia sudah menjadi remaja.

Hakim bin Hazam salah seorang pembesar Quraisy menghadiahkan Rasulullah ﷺ sebuah pekaian bagus yang ia beli dari Yaman seharga 50 dinar emas yang dulunya milik Dzu Yazan salah seorang raja Yaman.

Rasul ﷺ menolak untuk menerima hadiah tersebut sebab Hakim saat itu masih menjadi seorang musyrik. Namun Rasul ﷺ malah membelinya.

Suatu saat Rasul ﷺ mengenakan pakaian itu satu kali pada hari Jum’at. Kemudian Beliau menanggalkannya untuk diberikan kepada Usamah bin Zaid. Maka Usamah mengenakan pakaian tersebut sepanjang pagi dan petang untuk pergi bersama para sahabatnya para pemuda Muhajirin dan Anshar.

Saat Usamah menginjak usia dewasa. Maka baru terlihatlah sifat mulia dari dirinya yang membuat ia pantas menjadi orang kesayangan Rasulullah ﷺ.

Dia adalah orang yang amat cerdas. Dia seorang pemberani yang luar biasa. Bijak, dapat menempatkan segala urusan pada tempatnya. Memiliki iffah yang menjauhkan segala hal yang nista. Pencinta, sehingga manusia mencintainya. Taqwa serta wara’ yang membuat Allah cinta kepadanya.

Pada peristiwa Uhud, Usamah bin Zaid beserta anak-anak para sahabat yang lain ingin ikut serta dalam jihad fi sabilillah. Maka Rasulullah ﷺ memilih di antara mereka siapa yang dapat ikut serta, dan Rasul menolak keikut sertaan mereka karena belum cukup umur.

Salah seorang yang dilarang ikut oleh Rasulullah ﷺ adalah Usamah bin Zaid. Maka ia kembali pulang dan dari matanya mengalir deras deraian air mata karena merasa sedih tidak dapat ikut berjihad di bawah panji Rasulullah ﷺ.

Pada perang Khandaq, Usamah bin Zaid juga datang bersama para pemuda dari kalangan sahabat. Ia mengganjal kakinya agar supaya terlihat tinggi, sehingga Rasul ﷺ memperbolehkannya ikut serta dalam jihad. Maka Rasul ﷺ memilihnya dan memperbolehkan ia untuk ikut serta. Ia pun lalu membawa pedangnya untuk berjihad di jalan Allah dan pada saat itu ia baru berusia 15 tahun.

Pada peristiwa Hunainin saat kaum muslimin kalah. Usamah bin Zaid beserta Abbas paman Rasulullah ﷺ, Abu Sufyan bin Al Harits sepupu Rasul, dan 6 orang lainnya dari para pembesar sahabat berjuang dengan begitu semangat. Maka dengan kelompok yang kecil namun berani ini, Rasulullah ﷺ mampu merubah kekalahan para sahabatnya menjadi kemenangan, dan mampu melindungi kaum muslimin yang mundur dari serangan kaum musyrikin yang dapat mencelakakan mereka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *