PWNU Jatim Konsolidasi di Pesantren Al Falah Sebelum Berangkat Muktamar

Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar, saat membuka acara sosialisasi Muktamar NU ke 34, di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri.
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar, saat membuka acara sosialisasi Muktamar NU ke 34, di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri.
banner 400x400

 

Surabaya, Hajinews.id – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur bakal melakukan konsolidasi bersama seluruh pengurus cabang di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri, Selasa, 14 Desember 2021. Konsolidasi PWNU ini untuk mematangkan rencana sebelum berangkat ke Muktamar ke-34 di Lampung.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib mengatakan dalam konsolidasi itu sudah tidak akan dibahas lagi arah dukungan. Sebab, Jawa Timur sudah memutuskan mendukung Yahya Staquf sejak Oktober lalu. Pernyataan dukungan itu tertuang dalam surat keputusan organisasi yang berlaku mengikat. Bahwa ada sebagian ulama Jawa Timur yang condong ke Said Aqil Siroj, Abdussalam tak mempermasalahkan.

“Jika ada sebagian ulama pengasuh pondok pesantren yang punya pilihan lain, itu otoritas pribadi beliau-beliau. Tapi PWNU Jawa Timur secara organisasi sudah membuat keputusan,” ujar Abdussalam saat dihubungi, Senin, 13 Desember 2021.

Sehingga, kata dia, dalam konsolidasi di Kediri itu PWNU lebih mematangkan strategi-strategi dalam mengegolkan aspirasi Jawa Timur di forum muktamar. Mereka akan berjuang dalam Komisi Bathsul Masail, Komisi Program, Komisi Organisasi dan Komisi Rekomendasi.
“Besok kita membagi delegasi ke komisi-komisi tersebut,” tutur Abdussalam.

Ia mencontohkan, PWNU Jawa Timur telah melakukan bathsul masail dan menetapkan bahwa Crypto bukan alat pembayaran yang sah. Boleh jadi, kata dia, ada PWNU daerah lain yang hasil bathsul masail-nya mengenai Crypto berbeda dengan Jawa Timur.

“Nanti kami berjuang di komisi mempertahankan hasil bathsul masail kami, sehingga bisa menjadi ketetapan Muktamar ke-34,” kata pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang itu.

Contoh lain, kata Abdussalam, PWNU Jawa Timur menginginkan Ketua Umum PBNU dibatasi dua periode. Pembahasan tentang itu, menurut Abdussalam, salah satunya dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Dalam Muktamar ke-33 di Jombang pada 2015, aspirasi itu gagal menjadi ketetapan.

“Nah, nanti di Komisi Organisasi, kami akan memperjuangkan masalah ini lagi,” ujarnya.

Ihwal pembatasan oleh panitia bahwa peserta Muktamar yang boleh hadir langsung hanya 50 persen dari kapasitas ruangan, Abdussalam tidak mempermasalahkan. PWNU Jawa Timur, kata dia, telah memangkas delegasi tiga orang tiap pengurus wilayah dan pengurus cabang.

“Biasanya enam sampai tujuh orang delegasi,” ujar Abdussalam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *