Hikmah Siang: Orang yang Bangkrut di Akhirat

banner 400x400

Hajinews.id – Siapakah kelak di akhirat yang disebut sebagai orang yang bangkrut alias rugi? Apakah mereka yang rugi secara materi atau bagaimana? Tulisan ini akan memberikan jawabannya.

Suatu hari Abu Hurairah Radhiyalllahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?”

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Para sahabat menjawab: “Menurut kami, orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)

Dari hadits ini, jelaslah bahwa penilaian tentang bangkrut dan tidaknya seseorang di akhirat bukan semata masalah bangkrutnya materi, tapi lebih kepada perangai buruk atau akhlak tercela.

Selama di dunia, dia terlihat sebagai orang yang ibadahnya bagus. Rajin shalat, puasa, zakat dan seterusnya, akan tetapi buruk sekali perangai sosialnya, Dia suka mencela, mencerca, mencaci-maki, menuduh, makan harta yang bukan haknya, suka menyakiti orang bahkan sampai pada tingkat membunuh.

Akhirnya, kebaikan-kebaikan yang dilakukannya seolah tidak ada gunanya karena pahalanya diberikan kepada orang yang dia sakiti dan cerca saat di dunia. Malangnya, saat semua kebaikan habis, keburukan orang lain berupa dosa-dosa dilimpahkan kepadanya sebagai ganti atas perbuatan buruknya kepada orang lain saat di dunia. Itulah sejatinya orang yang bangkrut.

Di mata orang terlihat sebagai ahli ibadah. Tapi di waktu yang sama tidak bisa menjaga akhlak sosialnya. Keberadaannya sebagai orang mukmin, bukan mencerminkan rasa aman dan amanah tapi membuat orang sekitarnya terganggu. Orang seperti ini, di akhirat benar-benar bangkrut, padahal sudah percaya diri masuk surga denga kebaikannya. Ini persis sebagaimana gambaran Al-Qur`an mengenai orang yang rugi di akhirat:

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 104) Semoga kita bukan bagian dari yang bangkrut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *