Kemenhub “Mau” Buat Gara-Gara Lagi?

banner 400x400

Oleh: Dr. Abidinsyah (Kord Pencegahan Covid-19 BKKBN/Tim kord Cegah Covid PMI/DMI)

Hajinews.id — Pagi ini terpampang besar dilayar LCD ruang masuk bandara Soekarno Hatta Terminal 3 tulisan Sejahtera Tak Lagi Berjarak

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Khabarnya Menhub RI akan launching buku dengan judul itu siang nanti, Senin 20 Des 2021.

 

Darahku langsung bergemuruh.

Ingat ketika tahun yang lalu, awal Pandemi Covid-19 Menhub ad interim (ketika itu Menhub Budi KS, sedang kritis karena terinveksi Covid-19) membuka pembatasan penerbangan dari Jakarta ke seluruh Indonesia.

Imam Prasodjo dalam suatu Webinar pertengahan tahun 2020 menayangkan slide ada ratusan penerbangan dengan penumpang lebih 120.000an ke kota² di Indonesia.

Sejak itulah Covid-19 meluas merebak ke kota/kabupaten hingga desa² di Indonesia, sekitar 90% wilayah RI terpapar.

 

Siapa ambil tanggungjawab?

Berikutnya banyak korban.

Kini 4,2 juta terinfeksi dan lebih 140.000 meninggal.

Dan seribuan tenaga kesehatan meninggal

 

Siapa tanggungjawab?

Yaa, Menkes Terawan diganti.

Kemarin Menkes Budi GS sudah ingatkan bahwa mutan covid terbaru Omicron sudah masuk ke Indonesia.

 

Tanpa gejala tetapi diduga lebih merusak.

Banyak Negara sudah ambil langkah pengetatan Protokol Kesehatan.

 

Bahkan Indonesia sejak WHO mengumumkan penemuan Omucron di Afrika menerapkan isolasi 10 hari bagi pendatang dari luar Indonesia.

Dan bahkan menutup penerbangan dari beberapa Negara terpapar.

 

Lantas, dimana urgensinya Menhub Budi KS melakukan kegiatan dengan tema Sejahtera Tanpa Jarak? Walaupun hanya sebuah buku?

 

Pahamkah masyarakat memaknainya?

Ingat BPS menemukan ada lebih 20% masyarakat yang “menolak” Prokes. Banyak yang ragu²…

Tentu banyak masyarakat akan tersesat oleh judul itu.

Kita tidak baca isinya.

Masyarakat kita lebih banyak lihat judul nya.

Kita masih berjuang untuk mengejar target Vaksinasi.

Bapak Presiden baru menetapkan Vaksinasi bagi anak usia 6-12 tahun mulai Desember 2021 ini.

 

Bagaimana pak Budi?

 

Dr. Abidin 201221

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *