UMMAT NABI NUH

UMMAT NABI NUH
UMMAT NABI NUH
banner 400x400

Oleh : Ustadz M. Nashihuddin (Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jakarta Timur)

Hajinews.idNabi Nuh As berdakwah kepada kaumnya selama sembilan ratus tahun mengajak pada mereka untuk menyembah hanya Allah swt.
Namun dakwah yang dibawa oleh beliau tidak sambut dengan baik melainkan cibiran dan cemoohan dari mereka, bahkan dari keluarganyapun menolak keras menentangnya.
Peringatan terus disampaikan dan dakwahpun berjalan. Namun pada akhirnya mereka ditenggelamkan akibat dosa dan kemusyrikan yang mereka lakukan.
Tugas seorang Nabi hanyalah berdakwah dan menyampaikan kebenaran ilaahi, adapun hasil dakwah dipasrahkan pada Allah swt.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰ يٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”

وَاُ مْلِيْ لَهُمْ ۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ

“Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.”(QS Al A’raf 182-183)

Belajar dari ummat terdahulu yang telah melawan hukum Allah yang pada akhirnya mereka hancur dan tidak mampu melawan kehendakNya.
Marilah kita belajar sejarah dan kisah para nabi melalui firmanNya dan hadits Nabi Muhammad saw.

1. Kehancuran dan kerusakan

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَـكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَ رْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّـكُمْ وَاَ رْسَلْنَا السَّمَآءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَا رًا ۖ وَّجَعَلْنَا الْاَ نْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَ هْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَ نْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ

“Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 6)

2. Kajian Ibnu Katsir Tentang ummat Nabi Nuh
Nuh, ayat 25-28

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا (25) وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا (26) إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا (27) رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا (28)

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. Nuh berkata,
“Ya Tuhanku,
janganlah Engkau biarkan seorangpun di anta a orang-orang kafir tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.”
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{مِمَّا خَطايَاهُمْ}

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka.
(Nuh: 25)

Menurut qiraat lain dibaca khatayahum.

{أُغْرِقُوا}

mereka ditenggelamkan. (Nuh: 25)
Yakni karena dosa-dosa mereka yang terlalu banyak dan pembangkangan serta tekad mereka yang tetap pada kekafiran mereka dan menentang rasul mereka.

{أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا}

Mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke dalam neraka.
(Nuh: 25)
Mereka dipindahkan dari arus air banjir besar ke panasnya jurang api neraka.

{فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا}

maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.
(Nuh: 25)
Yaitu tiada bagi mereka seorang penolong pun, tiada penyelamat, tiada pula pelindung bagi mereka dari azab Allah Subhanahu wa Ta’ala Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

لَا عاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ

Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang. (Hud: 43)
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا}

Nuh berdo’a, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (Nuh: 26)
Maksudnya, janganlah Engkau biarkan di muka bumi ini seorang pun dari mereka dan jangan pula suatu tempat tinggal pun bagi mereka. Lafaz dayyaran termasuk ungkapan yang mengukuhkan nafi, menurut Ad-Dahhak artinya sebuah tempat tinggal pun (bagi mereka). As-Saddi mengatakan bahwa ad-dayyar artinya orang yang menghuni rumah.

Maka Allah memperkenankan doanya dan membinasakan semua manusia yang ada di muka bumi dari kalangan orang-orang kafir hingga anak Nuh sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya dalam kekafiran.
Anaknya itu mengatakan seperti yang diceritakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui firman-Nya:

سَآوِي إِلى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْماءِ قالَ لَا عاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah. Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
(Hud: 43)

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: قُرِئَ عَلَى يُونُسَ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي شَبيب بْنُ سَعْدٍ، عَنِ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَوْ رَحِمَ اللَّهُ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ أَحَدًا، لَرَحِمَ امْرَأَةً، لَمَّا رَأَتِ الْمَاءَ حَمَلَتْ وَلَدَهَا ثُمَّ صَعِدَتِ الْجَبَلَ، فَلَمَّا بَلَغَهَا الْمَاءُ صَعِدَتْ بِهِ مَنْكِبَهَا، فَلَمَّا بَلَغَ الْمَاءُ مَنْكِبَهَا وَضَعَتْ وَلَدَهَا عَلَى رَأْسِهَا، فَلَمَّا بَلَغَ الْمَاءُ رَأْسَهَا رَفَعَتْ وَلَدَهَا بِيَدِهَا. فَلَوْ رَحِمَ اللَّهُ مِنْهُمْ أَحَدًا لِرَحِمِ هَذِهِ الْمَرْأَةَ”

Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Yunus ibnu Abdul A’la membacakan kepadaku bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Syabib ibnu Sa’id, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Seandainya Allah mengasihani seseorang dari kaum Nuh, tentulah Allah mengasihani seorang wanita yang ketika melihat air bah datang ia menggendong anaknya dan menaiki bukit. Dan setelah air bah mencapai bukit, ia naikkan anaknya ke pundaknya. Dan ketika air mencapai pundaknya, ia letakkan anaknya di atas kepalanya. Dan ketika air mencapai kepalanya, ia mengangkat anaknya dengan kedua tangannya. Seandainya Allah mengasihani seseorang dari mereka, tentulah Dia mengasihani wanita ini.

Hadis ini garib, tetapi semua perawinya berpredikat tsiqat. Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam bahtera bersama Nuh ‘alaihissalam, yaitu mereka yang beriman kepadanya, dan Allah telah memerintahkan kepada Nuh ‘alaihissalam sebelumnya untuk menaikkan mereka ke dalam bahteranya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ}

Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu. (Nuh: 27)
Yakni sesungguhnya jika Engkau membiarkan seseorang dari mereka tetap hidup, niscaya dia akan menyesatkan hamba-hamba-Mu yang Engkau ciptakan sesudah mereka.
{وَلا يَلِدُوا إِلا فَاجِرًا كَفَّارًا}

dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (Nuh: 27)
Yaitu durhaka dalam sepak terjangnya lagi kafir hatinya.

Demikian itu dikatakan oleh Nuh ‘alaihissalam atas dasar pengalamannya dengan mereka dan dia tinggal bersama mereka dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu sembilan ratus lima puluh tahun. Kemudian Nabi Nuh ‘alaihissalam menutup doanya dengan memohon kepada Allah Swt.:

{رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا}

Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman. (Nuh: 28)
Menurut Ad-Dahhak, yang dimaksud dengan rumahku ialah masjidku. Akan tetapi, tidak mengapa jika ayat ditakwilkan sesuai dengan makna lahiriahnya. Yaitu bahwa dia mendoakan bagi setiap orang yang masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan beriman.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا حَيْوَة، أَنْبَأَنَا سَالِمُ بْنُ غَيْلَانَ: أَنَّ الْوَلِيدَ بْنَ قَيْسٍ التُّجِيبِيّ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ -أَوْ: عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ:-أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “لَا تَصْحَبْ إِلَّا مُؤْمِنًا، وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Haiwah, telah menceritakan kepada kami Salim ibnu Gailan, bahwa Al-Walid ibnu Qais At-Tajibi pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abu Sa’id Al-Khudri atau dari Abul Haisam, dari Abu Sa’id, bahwa Abu Sa’id pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah makan makananmu kecuali orang yang bertakwa.

Imam Abu Daud dan, Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Abdullah ibnul Mubarak, dari Haiwah ibnu Syuraih dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa sesungguhnya kami mengenal hadis ini hanya melalui jalur ini saja.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ}

dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. (Nuh: 28)

Ini merupakan doa untuk segenap orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, yang hal ini mencakup orang yang masih hidup dari kalangan mereka dan juga orang yang sudah mati. Karena itulah maka disunatkan membaca doa seperti ini karena mengikut kepada jejak Nabi Nuh ‘alaihissalam dan mengamalkan apa yang disebutkan di dalam asar-asar dan doa-doa yang terkenal lagi dianjurkan oleh syariat.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا}

Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan. (Nuh: 28)

As-Saddi mengatakan bahwa makna tabaran ialah kebinasaan. Sedangkan menurut Mujahid, artinya kerugian, yakni di dunia dan akhirat.

3. Kehancuran ummat terdahulu

وَلَقَدْ اَهْلَكْنَا مَا حَوْلَـكُمْ مِّنَ الْقُرٰى وَصَرَّفْنَا الْاٰ يٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Dan sungguh, telah Kami binasakan negeri-negeri di sekitarmu, dan juga telah Kami jelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami), agar mereka kembali (bertobat).”
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 27)

Adapun ummat Nabi Nuh As ditenggelam Allah gegara mereka melakukan perbuatan tersebut di bawah ini:

  1. Melecehkan Nabi Nuh As, dan tidak mempan diberi peringatan dan nasehat
  2. Mereka melakukan perbuatan syirik
  3. Tidak mengindahkan wahyu
  4. Mereka melawan kehendak Allah swt

Dengan belajar dari ummat Nabi Nuh As diharapkan kita bisa menjauhi dosa dosa besar dan melawan hukum Allah swt.

Maha benar Allah akan semua firmanNya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *