Jusuf Kalla Sebut Pemimpin Kompeten Penting untuk Atasi Persoalan Keadilan Indonesia

banner 400x400

JAKARTA, Hajinews.id — Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina yang juga Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) Jusuf Kalla menyebut untuk terciptanya keadilan sesuai Pancasila,  dibutuhkan pemimpin yang kompeten.

Hal tersebut diungkapkan JK dalam diskusi Twitte Space Forum Ekonomi Politik Didik J Rachbini dalam Dies Natalis Universitas Paramadina ke 24 “Cak Nur, Pancasila dan Indonesia yang Adil”, Jum’at (14/1/2021).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

JK menuturkan, dalam Pancasila ada dua kata Adil dan Beradab. Sila Kelima Keadilan Sosial mempunyai nuansa bahwa Adil dan Maju adalah satu bagian dari upaya bangsa ini. Keadilan sosial membutuhkan manajemen yang baik dalam implementasinya agar tidak terjadi konflik dan masalah-masalah sosial lainnya.

Konflik yang berakar dari persoalan keadilan

Mantan Wakil Presiden RI ini memaparkan, selama 75 tahun usia Kemerdekaan, Indonesia telah dilewati dengan 15 konflik besar. 11 di antaranya berpangkal pada masalah ketidakadilan sosial, ekonomi, politik.

Pertama, Konflik Aceh terjadi bukan karena bagaimana syariat Islam karena hal itu telah lama dilaksanakan, tetapi oleh adanya rasa ketidakadilan ekonomi. Aceh kaya sumber daya alam (SDA) tapi masyarakatnya tidak merasakan kemakmuran dengan baik dan merata.

Kedua, Konflik Ambon terjadi karena ketidakadilan politik. Jika sebelum reformasi ada pembagian kekuasaan secara adil misalnya jika Gubernurnya Kristen maka Wakil Gubenur beragama Islam. Setelah reformasi berlaku the winner, yang menang yang dapat mengambil posisi, maka kemudian terjadi rasa ketidakadilan politik. Juga konflik-konflik lain masa orde lama terkait rasa ketidakadilan.

“Untuk dapat dan mampu melaksanakan Keadilan maka Pemimpin dan SDM yang kompeten penting sekali digarap. Melaksanakan keadilan membutuhkan SDM yang mumpuni agar dapat meningkatkan keadilan masing-masing,” kata JK.

Selain itu, JK pun menekankan, bahwa keadilan juga harus saling menghormati, di mana yang kaya membayar pajak dengan benar sedangkan yang miskin bekerja sebaik-baiknya.

“Kerjasama dengan luar negeri untuk menyerap kemajuan teknologi juga penting dilaksanakan oleh SDM yang baik,” tandasnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *