Hukum Merayakan Hari Valentine menurut Islam

banner 400x400

Jakarta, hajinews.id-Hari Valentine sering disebut-sebut sebagai perayaan kasih sayang. Hari Valentine, biasanya diperingati setiap tanggal 14 Februari.

Islam sangat tidak menganjurkan perayaan di Hari Valentine ini. Karena akan berdampak buruk dalam kehidupan bagi yang merayakannya karena akan terjerumus dalam kesyirikan dan maksiat. Mengapa demikian?

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dari sejumlah literatur menyebutkan, Valentine sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: ”Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi.

Disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentine-ku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”.

Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Dikutip dari Rumaysho, Hari Valentine jelas-jelas adalah perayaan kaum Nasrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah).

Beliau Rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

(wh/rumaysho)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *