JAKARTA, hajinews.id – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menyampaikan persiapan Aksi 212 Tahun 2020 pada Jumat (21/2/20) sudah 95% meski sebelumnya ditemukan adanya hambatan yang diduga sengaja dilakukan oleh pihak tertentu. Aksi yang akan menyoroti skandal megakorupsi tersebut tetap berjalan sesuai yang direncanakan.
Ketua GNPF Ulama, ustaz Yusuf Martak menyatakan aksi nasional 212 tahun 2020 didorong oleh rasa prihatin yang mendalam atas mandulnya penegak hukum dalam mengusut kasus-kasus besar korupsi.
“Terjadinya kasus megakorupsi seperti skandal Jiwasraya, Asabri dan lainnya merupakan bukti adanya ketidakberesan dalam pengelolaan negara, terutama di bidang ekonomi,” tegas dia di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Ustaz Yusuf menegaskan bahwa para korban korupsi adalah seluruh rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang.
Ustaz Yusuf lantas mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mensukseskan aksi dengan tema “Bersama Umat Berantas Megakorupsi Demi NKRI” dengan titik kumpul di Patung Kuda menuju Istana Negara, Jakarta.
Ustaz Yusuf juga berharap seluruh korban korupsi hadir dalam aksi damai tersebut mengingat perilaku korup merupakan musuh semua agama.
Diketahui, aksi ini digelar oleh FPI, GNPF Ulama, dan PA 212. Mereka menuntut agar sejumlah kasus korupsi besar yang ditangani di penegak hukum bisa diselesaikan hingga tuntas.
Sebelumnya, Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin, menegaskan aksi 212 yang akan digelar pada Jumat (21/2/2020) tetap akan digelar.
Aksi itu dilaksanakan sekalipun banyak yang tak mengganggapnya lagi. “InsyaAllah tetap kami gelar sampai kasus ini bisa diproses,” tegas Novel ketika dikonfirmasi, Selasa (18/2/2020).
Novel menambahkan, aksi ini akan semakin mantap digelar setelah rumah Ketua Umum PA 212 Slamet Ma’rif diteror dengan pelemparan batu beberapa hari lalu. “Walaupun kediaman Ketua Umum PA 212 diteror, aksi ini tetap digelar,” tegas Novel. (rah/ berbagai sumber)