Menakar Anies Untuk Maju Berbasis PT 20 %

Menakar Anies Untuk Maju Berbasis PT 20 %
Menakar Anies Untuk Maju Berbasis PT 20 %

By M Rizal Fadillah

Hajinews.id – Tentu untuk maju dibutuhkan syarat formal berupa dukungan partai politik Presidensial Treshold 20 %. Untuk memperoleh itu diperlukan pemenuhan syarat materil antara lain kapabilitas, popularitas, dan elektabilitas.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Anies Baswedan memenuhi syarat materiel tersebut. Kapabilitas sebagai Gubernur DKI yang dinilai sukses dengan berbagai prestasi, menjadi modal sosial. Berbagai penghargaan tingkat nasional maupun internasional telah dimiliki sebagai bukti pengelola pemerintahan yang baik.

Popularitas tidak diragukan, sulit dicari orang yang tidak mengenalnya baik sebagai Gubernur DKI kini, atau sebelumnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Rektor Universitas Paramadina. Pergaulan internasional yang luas mendukung penguatan popularitas.

Elektabilitas mumpuni. Lembaga survey selalu menempatkan Anies di papan atas. Tidak keluar dari 3 (tiga besar) besar. Beberapa di antaranya menempatkan pada tingkat tertinggi. Polling obyektif dan jujur akan menempatkan seperti itu. Atas tingginya elektabilitas Anies, lawan-lawan mencoba mengganjal dengan segala cara. Namun posisi ‘madzlum’ atau terzalimi justru menguntungkan.

Untuk memperoleh 20 % PT, maka meski Anies tidak memiliki kendaraan partai politik sendiri, akan tetapi dalam waktu yang berjalan ada atau banyak partai politik akan merapat. PKS yang tidak memiliki figur kuat diduga akan mengusung Anies. Begitu juga dengan Partai Nasdem. Modal awal PKS (8,70%) dan Nasdem (10,26%) sehingga 18,96 %) hanya dibutuhkan tambahan 1,04 %. Satu partai lagi. PKS menawarkan poros koalisi relijius-nasionalis.

Partai ketiga potensial dari poros ini adalah Demokrat (9,39%) atau Golkar (14,78%). Salah satu bergabung selesai, angka lebih 20 %. Posisi tawar yang dapat dilempar adalah Pasangan Anies-AHY atau AniesAirlangga. Alangkah mantap jika keduanya bergabung dalam poros ini (43,13%). Komposisi tawaran dapat AniesAirlangga dan AHY Menko strategis. Dalam hal ini peran JK cukup menentukan.

Jika PPP (3, 30%) dan PAN (7,65%) bergabung tentu lebih dahsyat lagi. Menjadi koalisi mayoritas. Berhadapan dengan poros PDIP-Gerindra-PKB. Dalam pasangan Prabowo-Puan atau lainnya. Posisi Ganjar menggantung, ikut arah PDIP. Bisa-bisa tidak memiliki kendaraan. Ridwan Kamil, Erick Thohir jauh lebih tidak pasti lagi.

Upaya memotong “panggung” para Gubernur potensial yang selesai di tahun 2002-2023, tidak berpengaruh bagi Anies Baswedan yang habis masa jabatan Oktober 2022. Publik pendukung akan menyiapkan panggung yang lebih luas baginya. Panggung terbuka. Anies lebih leluasa untuk “bersilaturahmi” dalam rangka memperkuat popularitas dan elektabilitas. Meningkatkan PT jauh di atas 20%.

Sebelum mencapai kemenangan dalam kompetisi Pemilu 2024, Anies harus dan akan memenangkan suara rakyat lebih dahulu. Menjadi Presiden rakyat. Modal besar untuk kemudian menjadi Presiden Istana saat memenangkan Pemilu Presiden.

Presiden Jokowi telah jelas wajahnya politiknya, memimpin tanpa visi dan kemampuan. Mengandalkan kekuatan oligarkhi. Anies harus cerdas untuk mengubahnya. Tantangan berat bagi sukses Anies Baswedan yang sejak dini dihadapi adalah kecurangan dan kekuatan oligarkhi. Sebagai “Presiden Rakyat” misi berat Anies melawan kecurangan dan oligarkhi insya Allah akan dapat direalisasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *