IHSG Merosot 1,70% ke 5.688 Akibat Asing Jual Bersih

Ilustrasi IHSG. (Foto: Katadata)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.di – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 98,21 poin atau 1,70% ke 5.688,92 pada akhir perdagangan Rabu (26/2/2020). Sebanyak 92 saham naik, 306 saham turun dan 133 saham tak bergerak. Seluruh sektor saham kompak memerah.

Sektor-sektor dengan pelemahan terdalam adalah sektor industri dasar yang melorot 4,32%, sektor manufaktur turun 2,58% dan sektor aneka industri turun 2,34%.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Adapun total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 10,08 miliar saham dengan tota nilai Rp 7,72 triliun.

Top losers LQ45 hari ini adalah:

  1. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) (-8,75%)
  2. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) (-6,67%)
  3. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) (-6,02%)

Top gainers LQ45 hari ini adalah:

  1. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (1,36%)
  2. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (1,20%)
  3. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) (0,00%)

Investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 1,72 triliun di seluruh pasar.

Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 451,6 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 404,9 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 287,8 miliar.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini sudah diperkirakan masih akan tertekan dibayangi sentimen negatif global.

IHSG dibuka melemah 29,97 poin atau 0,52 persen ke posisi 5.757,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 8,02 poin atau 0,85 persen menjadi 933,65.

“Maraknya sentimen negatif membuat IHSG akan kembali tertekan pada perdagangan hari ini,” tulis Tim Riset Samuel Sekuritas yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Pada perdagangan semalam, bursa saham AS kembali ditutup turun dalam. Indeks Dow Jones turun 3,15 persen, S&P500 turun 3,03 persen dan Nasdaq melemah 2,77 persen.

Sentimen negatif masih datang dari virus COVID-19 yang ditakutkan akan melemahkan perekonomian global termasuk estimasi laba perusahaan di kuartal pertama 2020.

Konsensus yang dihimpun oleh The Earning Scout memperlihatkan akan terjadi pelemahan laba bersih perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam S&P500 sebesar minus 0,1 persen (qoq), dimana sebelum adanya wabah virus diperkirakan akan tercipta kenaikan 2,5 persen (qoq).

Pusat Kontrol Penyakit AS (Centers for Desease Control and Prevention/CDC) secara resmi tengah bersiaga jika virus COVID-19 di AS semakin meluas. Meski demikian, penasihat ekonomi pemerintah AS Larry Kodlow menyebutkan virus tersebut belum terlalu berpengaruh kepada ekonomi AS.

Imbal hasil (yield) obligasi 10 tahun AS mencapai 1,33 persen, yang merupakan level terendah sepanjang masa. Pelemahan yield tersebut terjadi setelah investor beralih dari aset finansial yang berisiko seperti saham, kepada aset tidak berisiko seperti obligasi Pemerintah AS.

Sementara itu, wabah virus COVID-19 di luar China terjadi cukup masif, terutama di Korea Selatan dan Italia. Pemerintah Korea Selatan menyebutkan telah terjadi 900 kasus. Sedangkan Italia melaporkan terjadi 200 kasus dan setidaknya ada 12 orang meninggal akibat virus tersebut. (rah/ berbagai sumber)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *