Hadapi Virus Corona, UAS Ajak Umat Muslim Banyak Berdoa

Foto: Ist
banner 400x400

Jakarta, hajinews.id-Ustadz Abdul Somad atau yang biasa dipanggil UAS mengajak umat Muslim Indonesia banyak berdoa agar negeri ini dijauhkan dari musibah, terutama dari wabah virus corona.

“Saya guru agama, guru ngaji. Jadi saya bicara sesuai dengan kemampuan saya, bidang saya. Saya tidak bicara di luar kuasa. Saya hanya mengajak umat supaya banyak-banyak berdoa, supaya Allah menjauhkan negeri kita dari musibah yang zahir maupun yang batil,” ujar UAS di Islamic Book Fair, JCC Senayan, Jakarta, Ahad (1/3).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Di setiap khutbah Jumat, UAS mengatakan dia selalu menyampaikan doa agar negeri ini dijauhkan dari segala macam malapetaka, bencana, wabah penyakit dan musibah. Soal wabah corona, dia menyampaikan hadits tentang wabah yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Auf.

“Ada dalam shahih Bukhari, ada dalam shahih muslim. Bahwa kalau terjadi wabah penyakit dalam suatu daerah, maka orang yang di luar jangan kamu datang. Dan orang yang sudah di dalam jangan kamu melarikan diri keluar dari tempat tersebut. Ini langkah preventif supaya meminimalisasi penyebaran wabah. Itu yang diajarkan Islam,” kata dia.

UAS juga menanggapi soal wabah corona sebagai tentara Allah yang melindungi Muslim Uighur. UAS kemudian menceritakan tentang datangnya tentara Abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah.

“Fa arsalna thoyron ababil. Kami kirimkan kepada mereka thoyron ababil. Tafsirnya menurut syekh Muhammad Abduh, thoyron ababil itu wabah penyakit campak. Jadi bukan burung dari atas. Itu tafsir. Wabah penyakit itu salah satu tentara Allah untuk menolong hamba Allah,” ujar dia.

Kemudian, UAS mengatakan, hal itu adalah salah satu interpretasi. Maka tidak benar bila ini dianggap sebagai satu-satunya interpretasi.

“Adapun yang mengatakan itu tentara Allah mengaitkan dengan penyiksaan yang terjadi pada Muslim Uighur, (ini) jadi salah satu interpretasi. Bahwa itu satu-satunya interpretasi, (tentu) tidak benar. (Jadi) salah satu interpretasi. Mesti dipahami. Salah satu interpretasi. Yang salah itu ketika kita mengatakan itulah satu-satunya interpretasi,” ujarnya. (wh/rol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *