UAS: Ini Ciri-Ciri Orang yang Mendapatkan Kemuliaan Malam Lailatul Qadar

Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
UAS
banner 400x400
Hajinews.id – Pendakwah Ustadz Abdul Somad (UAS), memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri orang yang mendapatkan malam kemuliaan Lailatul Qadar.

Melalui unggahan video YouTube Hijrah_kuy17 menampilkan ceramah UAS tentang amalan yang bisa dilakukan ketika malam Lailatul Qadar dan bagaimana ciri-ciri orang yang mendapatkannya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

UAS menjelaskan, Allah SWT sengaja tidak memberitahu siapa saja yang mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar, dengan tujuan agar umatnya selalu berharap.

“Allah tidak memberi tahu siapa yang dapat taubat nasuha, Allah tidak memberi tahu doa titik di hari Jumat, Allah tidak memberi tahu wusta, Allah tidak memberi tahu haji mabrur, Allah tidak memberi tahu siapa yang mendapatkan Lailatul Qadar, supaya kita selalu berharap,” jelasnya.

Menurut UAS, tanda-tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar ada pada perubahan setelah bulan Ramadan.

“Bedanya dengan orang yang mendapatkan Lailatul Qadar yang sudah dan yang belum, setelah Ramadan adanya perubahan. Yang awalnya bersedekah 2000 ditambah menjadi 2.500,” katanya.

Meskipun tidak ada keterangan siapa yang telah mendapatkan Lailatul Qadar. UAS kemudian memberikan amalan-amalan, agar mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.

Langkah pertama yang dapat dilakukan seorang muslim. Yakni ketika disiang hari melakukan puasa, dengan menahan segala perkataan dan nafsu, kemudian di malam hari melakukan shalat qiyamul lail.

“Tahan lidah, tahan hati, tahan tangan tahan kaki Shiam. Jadi siangnya dijadikan untuk Shiam malamnya Qiyam, yakni tahajud malam. Maka tahajud tiap malam delapan rakaat dua rakaat satu salam. Yang sudah witir tidak usah witir lagi habis itu istighfar,” terangnya.

UAS juga menceritakan salah seorang waliyullah asal Sambas Kalimantan Barat yang menjadi wali berkat doa yang dikabulkan saat malam Lailatul Qadar.

Terdapat seorang pemuda yang terbangun di tengah malam, kemudian menuju sungai melihat runtuhnya pohon kelapa. Ketika pemuda itu mengambil cedok air, Ia merasakan seperti dingin seperti es batu. Sehingga Ia pun menyimpulkan saat itu adalah malam Lailatul Qadar.

“Kemudian ia berdoa, ada keponakannya di rumah ya Allah jadikanlah keponakan ku menjadi seorang waliyullah. Akhirnya keponakannya itu menjadi wali Allah yakni Syekh Khatib Sambas Kalimantan Barat,” ujarnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *