Awas, Suka Menimbun Barang Bekas Termasuk Gangguan Psikologis

banner 400x400

Jakarta, hajinews.id-Hoarding alias hobi menyimpan barang yang sudah tidak digunakan lagi ternyata termasuk bentuk dari obsessive compulsive disorder (OCD). Kondisi ini terjadi ketika seseorang merasa cemas atau khawatir secara berlebihan karena hasrat menyimpan barang yang sudah tidak dipakai lagi begitu tinggi.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Menukil laman hellosehat.com, para penyandang hoarding ini cenderung tidak dapat membuang barang bekas tersebut karena menganggap akan membutuhkannya di lain waktu. Gangguan psikologis ini mungkin tidak terdengar berbahaya, tetapi kenyataannya tidak.

 

Hoarding dapat memengaruhi kualitas hidup Anda, seperti sering mengalami stres, merasa malu di kehidupan sosial dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat.

Sebenarnya, ada beberapa hal yang menjadi penyebab dari hoarding ini seperti yang dilansir oleh Cleveland Clinic, yaitu:

1. Penyebab hoarding adalah menganggap barang dapat dipakai kembali

Salah satu penyebab umum hoarding adalah para penderitanya menganggap barang tersebut dapat dipakai kembali.

Misalnya, Anda suka menimbun televisi yang sudah rusak dan menganggap bahwa barang elektronik tersebut dapat diperbaiki kembali.

Akibatnya, Anda lebih senang menyimpannya daripada membuang barang yang sebenarnya sudah tidak dapat dipakai lagi. Akhirnya, televisi dan segudang barang elektronik lainnya hanya disimpan tanpa diperbaiki karena mungkin tidak ada waktu atau memang sudah rusak total.

Anggapan tersebut tidak jarang membuat orang merasa ragu untuk membuang barang yang sudah mereka kumpulkan. Pada akhirnya, Anda memutuskan untuk membuangnya lain kali dan membiarkan debu dan kotoran di barang tersebut yang dapat merusak kesehatan tubuh.

2. Memiliki kenangan tersendiri

Selain menganggap barang tertentu bisa dipakai kembali, penyebab hoarding lainnya adalah barang yang disimpan memiliki kenangan tersendiri.

Seperti yang dilansir dari laman Anxiety and Depression Association of America, barang yang disimpan biasanya dinilai memiliki kenangan yang tidak dapat digantikan. Misalnya, menyimpan barang dari mantan pasangan, seperti tiket bioskop dianggap mempunyai memori bersama dia.

Akibatnya, Anda berpikir bahwa membuang sobekan tiket bioskop yang sudah tidak berlaku tersebut dapat menghilangkan kenangan tersebut.

3. Pernah mengalami kejadian traumatis

Penyebab hoarding lainnya yang cukup serius adalah Anda pernah mengalami kejadian yang traumatis.

Beberapa orang yang mengembangkan ‘hobi’ menimbun barang bekas terjadi setelah kejadian yang traumatis dan penuh tekanan. Biasanya, pengalaman tersebut sulit mereka atasi, seperti kematian orang terdekat, perceraian, atau kehilangan harta benda saat rumahnya terbakar.

Contohnya, ketika rumah Anda mengalami kebakaran tentu hal utama yang harus diselamatkan diri sendiri. Semua barang yang sudah Anda kumpulkan susah payah harus hangus begitu saja di depan mata.

Kejadian tersebut mungkin akhirnya membuat Anda lebih senang menyimpan barang yang sebenarnya sudah harus dibuang. Walaupun sudah berdebu dan tidak berguna, Anda tetap menyimpannya karena takut merasa kehilangan, seperti kejadian yang pernah dialami.

4. Menderita gangguan mental

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hoarding termasuk dalam bentuk gangguan kesehatan mental, yaitu OCD.

Maka itu, penyebab hoarding yang cukup sering muncul karena menderita gangguan mental. Perilaku suka menimbun barang ini lebih sering terjadi pada orang yang menderita OCD, gangguan kecemasan, depresi, dan stres.

Walaupun demikian, tidak semua orang yang mengalami gangguan mental di atas pasti hobi menyimpan barang bekas. Bagi sebagian orang, perilaku ini terlihat sebagai respons atas stres dan menganggap bahwa memiliki banyak barang membuat mereka merasa lebih aman dan bahagia.

Gangguan kecemasan pun dapat menjadi penyebab mengapa orang suka meninbun barang bekas. Hal ini mungkin dikarenakan Anda khawatir dan sangat perfeksionis terhadap keputusan yang dibuat atas kepemilikan barang.

Tekanan tersebut akhirnya menyebabkan Anda sulit memutuskan, sehingga sengaja menghindari dengan menjaga barang tersebut hingga menumpuk.

Sebenarnya, penyebab hoarding sesungguhnya belum diketahui dengan jelas. Namun, faktor-faktor di atas dapat menjadi alasan mengapa perilaku tersebut muncul. (wh/hellosehat)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *