Hikmah Siang: Balasan sesuai dengan Amalan

banner 400x400

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan takdir-takdir yang pasti. Tidak berubah dan tak berganti. Orang yang cerdas tentu dia berusaha untuk mengetahui tentang ketetapan Illahi ini. Agar ia bisa beramal sesuai dengan tuntutannya.

Ia berusaha tidak menempuh jalan yang bertabrakan atau yang menyelisihinya. Ia pun hidup di dunia dengan kehidupan yang mulia. Ia mendapat taufik dan bahagia. Dan di akhirat baginya balasan pahala dan kenikmatan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Di antara takdir Allah yang agung ini, ketentuan yang berpengaruh besar bagi hidup manusia, dan keadaan akhir di tempat kembali mereka, adalah ketentuan Allah berupa al-jaza min jinsil amal “Balasan akan didapat sesuai dengan amal perbuatan”. Orang yang berbuat baik, akan mendapat balasan kebaikan. Dan orang yang berbuat jahat, akan mendapat balasan yang buruk.

Inilah ketentuan illahi. Salah satu prinsip dari banyak prinsip yang menegaskan bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Mampu. Prinsip pembalasan Rabbani ini senantiasa terjadi saat di dunia dengan berdasarkan keadilan. Tidak ada keberpihakan kepada person tertentu.

Seandainya manusia merenungi dalam permasalah-permasalahan mereka. Memikirkan apa yang yang sedang mereka jalani. Mereka akan mendapati sunnatullah ini berlaku pada kehidupan mereka dalam setiap sisinya.

Mereka akan memahami betapa bijaksananya Allah dalam menetapkan takdir dan ketentuan-Nya. Kebaikan tidak akan disia-siakan. Perbuatan dosa tidak akan dilupakan. Dia yang memberi balasan kekal selamanya. Sebagaimana Anda melakukan sesuatu, maka Anda akan mendapatkan balasan setimpal. Sebagaimana Anda memberi, sekadar itu pula Anda akan diberi.

Betapa menakjubkannya kasih sayang Allah. Dia merahmati seorang pelacur karena wanita tersebut menyayangi hewan yang hampir binasa karena kehausan. Bukankah sesuatu yang dahsyat, ketika Dia menenggelamkan Qarun dan segala harta yang dimilikanya ke dalam bumi, karena Qarun sombong dan senantiasa berbuat dosa? Qarun memberi ujian dan kegoncangan iman orang-orang terhadap Rabb mereka.

Kemudian perhatikan pula apa yang menimpa para sahabat Rasulullah pada Perang Uhud. Hingga mereka mengatakan, “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” (QS:Ali Imran | Ayat: 165). Dan Allah ﷻ dengan hikmah dan keadilan-Nya menjawab, Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS:Ali Imran | Ayat: 165).

Ini adalah ketentuan Rabbani. Dialah yang memberi balasan dengan penuh keadilan. Balasan amalan seorang hamba sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Hal ini senantiasa berlaku secara syar’i, qadari, waktu, dan tempat. Penjelasan seperti ini diterangkan lebih dari 100 ayat dalam Alquran. Dan banyak juga hadits-hadits Nabi yang menetapkan kepastian ini. Sehingga ketentuan ini benar-benar memberi keyakinan pada jiwa.

Pernahkan Anda mendengar firman Allah?

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS:Ar-Rahmaan | Ayat: 60).

Sudahkah pula Anda membaca firman Allah?

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 123).

Sungguh berulang-ulang ayat dalam menjelaskan balasan orang-orang yang beriman dan bertakwa. Mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik. Dibukakan untuk mereka pintu-pintu rahmat dan kebahagian.

Dimudahkan urusan mereka. Diangkat bencana dan musibah yang mereka alami. Diri-diri mereka dijaga dan dicukupi. Demikian juga istri dan anak-anak mereka. Mereka ditolong dan dimuliakan. Itulah balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dan mengikhlaskan diri kepada-Nya, maka Dia akan dijaga dari yang haram. Allah ﷻ memalingkan mereka dari perbuatan buruk dan keji. Allah jadikan lisan mereka jujur.

كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang tulus.” (QS:Yusuf | Ayat: 24).

Siapa yang tulus beribadah kepada Allah, dengan memperbaiki lisan dan amalnya, maka Allah pun akan mewujudkan kebaikan untuknya. Dia berikan ilmu dan hikmah kepada orang tersebut. Dia jadikan orang itu diterima di tengah khalayak. Dia jadikan orang-orang cenderung, simpatik, cinta, dan sayang kepadanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *