Soal Harun Masiku, Novel Baswedan: Menangkap Buron Butuh Kerja Keras Bukan Meminta Masyarakat

Baru-baru ini Novel Baswedan yang telah bergabung dengan IM 57 menyebutkan bahwa adanya dugaan korupsi pada kegiatan tes PCR. /Youtube.com / novel baswedan
banner 400x400

Soal Harun Masiku, Novel Baswedan: Menangkap Buron Butuh Kerja Keras Bukan Meminta Masyarakat

 

Bacaan Lainnya
banner 400x400

 

 

 

 

Hajinews.id – Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan turut buka suara mengenai tersangka korupsi, Harun Masiku yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Novel Baswedan mengatakan bahwa di masa ia menjabat dulu, ketika ingin menangkap buronan harus kerja keras bukan malah meminta masyarakat untuk mencari dengan biaya sendiri.

Sorotan Novel Baswedan untuk kasus Harun Masiku ditulis melalui sebuah cuitan di media sosial Twitter sebagaimana dilihat pada, Selasa 24 Mei 2022.

“Pada 2020 saya dkk menangkap 2 buronan, salah satunya mantan sekretaris MA. Untuk bisa menangkap buronan tersebut butuh kesungguhan & kerja keras. Beberapa tempat digeledah. Hal itu tidak terjadi pada pencarian Harun Masiku, yang justru minta masyarakat mencari dengan biaya sendiri”, kata Novel Baswedan, dikutip Terkini.id dari keterangan tertulisnya.

Persembunyian Harun Masiku diduga melibatkan petinggi partai sehingga hingga saat ini taka ada titik terang dimana keberadaannya.

Mantan penyidik KPK itu menyebut bahwa KPK sepertinya tidak serius dalam menangani kasus ini, namun dia tidak menampik bahwa kerja KPK untuk kasus ini dilakukan hanya sekedarnya saja.

“Kasus Harun Masiku ini diduga melibatkan petinggi partai tertentu. Pencarian terhadap Harun Masiku saya yakin tidak dilakukan kecuali hanya sekedarnya saja. Apakah ada kaitannya? Hanya Firli dkk yang tahu”, kata Novel Baswedan.

Kritikan Novel Baswedan ini untuk menyadarkan para pejabat terkait bahwa mereka itu sebenarnya adalah karyawan negara, bukan penguasa yang bisa melakukan apapun semaunya saja.

Kesalahan menurut Novel Baswedan adalah hal yang wajar untuk dikritik, apalagi jika kasus itu mengarah pada permasalahan besar seperti pada kasus Harun Masiku yang hingga saat ini masih belum terungkap keberadaannya.

“Kritik itu penting. Setidaknya menyadarkan pejabat bahwa dirinya adl karyawan, bukan penguasa yg boleh berbuat semaunya sendiri. Bila salah bisa dikoreksi, bila melanggar bisa di sanksi dan bila tdk perform bisa diganti”, imbuhnya.

Seperti diketahui, KPK meminta masyarakat untuk mencari dan menemukan Harun Masiku dengan catatan menggunakan biaya sendiri dalam pencariannya.

“Kalau enggak percaya boleh ikut juga, tapi biaya sendiri. Misalnya kami ke mana, saya akan cek, misalnya nanti dengan bantuan kepolisian, kami siap. Apabila ada masyarakat siapapun yang mengetahui keberadaan atau paling enggak mirip lah, boleh lapor pada kami”, kata Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.

Sebagai informasi, sudah lebih dari dua tahun KPK tidak mampu menangkap Harun. Belum ada perkembangan berarti yang disampaikan KPK terkait penanganan kasus tersebut.

Harun harus berhadapan dengan hukum karena diduga menyuap mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan agar bisa ditetapkan sebagai pengganti Nazarudin Kiemas yang lolos ke DPR namun meninggal dunia.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *