Tidak Baik Tidur Sesudah Subuh

Tidur Sesudah Subuh
Tidur Sesudah Subuh
banner 400x400

Oleh: Abdullah Al Faqir/AS

Hajinews.id – Tidur sehabis salat subuh tidak haram tapi Ulama sepakat hukumnya itu makruh. Karena waktu sesudah subuh banyak kabaikan dan keberkahan yang banyak bahkan dari sisi kesehatanpun tidur sesudah subuh itu tidak baik untuk kesehatan dan waktu setelah subuh adalah satu waktu yang baik untuk kita itu mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pagi hari menjadi awal metabolisme tubuh mulai bekerja dan melakukan pemanasan. Namun, saat tidur kembali selepas subuh metabolisme tubuh akan terhambat untuk bekerja yang berakibat pada terganggunya kesehatan tubuh kita.

Dengan terganggunya sistem metabolisme tubuh akan berakibat lemas dan tidak bersemangat untuk beraktivitas. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata,

“Tidur sesudah subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan karena sisa-sisa (metabolisme) yang seharusnya diurai dengan berolahraga/beraktifitas.”

Semakin jelas bawah tidur selepas subuh memang tidak dianjurkan dalam ajaran islam, selain tidak baik untuk kesehatan juga bisa mengurangi keberkahan dalam hidup kita.

dari video di channel YouTube dr. Zaidul Akbar mengatakan, “Setelah subuh jangan tidur, jika anda merasa ngantuk usahakan tidur jangan pada posisi berbaring, tetapi dalam posisi duduk dan berdzikir.”

“Banyak terjadi serangan jantung di pagi hari. Tidur setelah subuh juga membuat bodoh. Rezeki juga berkurang, karena malaikat pada waktu itu sedang bagi-bagi rezeki, tetapi anda malah tidur,” imbuhnya

Menurut dr. Zaidul Akbar bahaya tidur setelah subuh, diantaranya menyebabkan serangan jantung, kebodohan otak, dan mengurangi rezeki.

Ia menganjurkan di waktu subuh untuk selalu memperbanyak bersedekah dan berdzikir. “Dzikir adalah makanan qolbu kita, oleh karena itu jangan lewatkan dzikir pagi,” tegas dr. Zaidul Akbar.

Waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah karena Rosulullah mendoakan keberkahan pada umatnya sebagaimana pada hadits berikut:

Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)

Waktu Pagi adalah Waktu Semangat Untuk Beramal

Dalam Shohih Bukhari terdapat suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

‎إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari)

Keutamaan duduk untuk berdzikir, membaca Al Qur’an setelah salat subuh:

An Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,

‎أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”

Jabir menjawab,

‎نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.

“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim no. 670)

An Nawawi mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki udzur (halangan).

Dalam hadits lain disunnahkan shalat dua rakaat saat awal matahari terbit(syuruq) atau dikenal juga dengan salat isyroq :

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi, no. 586. Syaikh Muhammad Bazmul menyatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi, hasan dilihat dari jalur lain)

Dibenci Tidur di Pagi Hari

Memperhatikan pentingnya waktu pagi dan agungnya keberkahan di dalamnya serta banyaknya kebaikan yang ada, maka para salafus shalih terdahulu membenci tidur dan menyia-nyiakan waktu pagi dengan bermalas-malasan. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Termasuk perbuatan yang dibenci para salafus shalih adalah tidur antara subuh dan terbitnya matahari karena itu adalah waktu yang sangat berharga. Siapa yang melewati waktu tersebut akan mendapat keuntungan yang besar.  Sampai-sampai apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rezeki, waktunya pembagian, dan waktu datangnya keberkahan. Dari situlah bermulanya perjalanan hari dan semua hukum yang terjadi. Semestinya tidur di waktu itu akan menjadi tidur yang gelisah dan tidak nyenyak.”

Di antara atsar dari salaf mengenai pentingnya waktu pagi adalah yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika beliau melihat anaknya tidur di waktu pagi. Beliau menegur dengan mengucapkan,

‎قُم، أتنام في الساعة التي تقسَّم فيه الأرزاق

“Bangun! Apakah Engkau tidur pada waktu di mana rezeki sedang dibagikan?”

Jangan jadi pemalas, jangan sampai kita tidak bangun untuk salat subuh berjamaah di masjid dan jangan beranjak dari tempat salat sampai matahari terbit untuk berdzikir dan membaca Qur’an serta mentadaburinya , maka kita akan menuai keberkahan dan kekuatan.

Bumi Arcamanik,

27 Mei 2022

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *