Akui Kekurangannya, Jokowi Ingatkan Pendukung Jangan Mentang-mentang Soal Pilpres 2024: Ojo Dumeh

banner 400x400

Hajinews.id — Suhu politik Indonesia mulai memanas. Padahal kontestasi politik Pilpres 2024 masih jauh dari pandang.

Tak hanya partai politik yang ramai-ramai menyusun skema politik menuju Pilpres 2024. Ribut-ribut soal politik juga sampai ke Istana Negara.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Beberapa kali presiden Joko Widodo alias Jokowi turut serta dalam gelombang politik lewat pernyataan-pernyataannya ke publik.

Terutama kepada simpatisan, relawan dan pendukungnya selama berkontestasi politik sejak 2014 silam.

Terbaru Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengakui kekurangannya sendiri. Dimana banyak hal yang harus dievaluasi dan intropeksi.

Sebab itu Jokowi mengingatkan pendukung jangan mentang-mentang atau bersikap berlebihan, apalagi menyangkut Pilpres 2024.

Melansir WartaKotalive.com dengan judul Ingatkan Relawan Soal Dukungan di Pilpres 2024, Jokowi: Ojo Dumeh! Jangan mentang-mentang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan para relawan pendukungnya tidak tergesa-gesa untuk urusan politik jelang Pilpres 2024.

Setelah menggunakan istilah ojo kesusu, Jokowi kini menggunakan istilah ojo dumeh.

Awalnya, Jokowi meminta para relawan tak berlebihan dalam berperilaku.

“Kita semuanya harus introspeksi. Saya sendiri juga merasa banyak kekurangan, perlu introspeksi.”

“Kita semua juga perlu melihat kekurangan diri kita itu apa.”

“Jangan mentang-mentang ‘aduh karena saya relawan Jokowi, sekarang yang kita dukung jadi presiden,’ menjadi mentang-mentang.”

“Ojo dumeh. Kalau orang Jawa bilang ojo dumeh. Jangan berlebihan dalam berperilaku. Jangan mentang-mentang dalam berperilaku,” tutur Jokowi saat menghadiri silaturahmi Relawan Tim 7 Jokowi Presiden di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/6/2022).

Siapa pun yang akan didukung pada 2024, kata Jokowi, berasal dari suara masyarakat di bawah.

Jokowi akan mendengarkan masukan relawan soal sosok yang didukung di 2024 dan diputuskan bersama.

“Tugas bapak dan ibu semuanya mendengarkan.”

“Nanti kalau momentumnya sudah tepat, saya akan ajak bicara lagi. Kita ketemu lagi.”

“Saya akan bertanya kepada bapak ibu, saudara semuanya, siapa? Saya akan bertanya siapa? Sehingga itu nanti akan menjadi keputusan bersama.”

“Bukan keputusan saya, tapi keputusan relawan kita,” paparnya.

Jokowi akan bertanya kepada relawan, masyarakat menyuarakan siapa yang didukung pada 2024 nanti.

Kalau sudah diputuskan bersama relawan, Jokowi bersama pendukungnya itu akan mendukung penuh siapa pun yang sudah diputuskan.

“Karena nilai-nilai yang ingin kita bangun adalah nilai-nilai kerakyatan, nilai-nilai kebersamaan, bareng-bareng kita semua.”

“Sekali lagi, kalau nanti momentumnya sudah tepat, saya akan ajak bicara.”

“Satu per satu akan saya tanya, dan kita dengan energi yang penuh, mendukung siapa pun yang sudah kita putuskan bersama,” tegas Jokowi.

PDIP Tak Takut Kehilangan Pendukung Jokowi

PDI Perjuangan mengaku tidak khawatir terhadap kehadiran Ketum relawan Pro Jokowi ( Projo) di acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan menghilangkan suara pemilih Joko Widodo (Jokowi) untuk partainya.

“Kantor partai kami pernah diserang sehingga enggak ada (ketakutan).

Ketakutan kami kalau seluruh kinerja yang ditunjukan oleh PDIP tidak diterima oleh rakyat,” kata Hasto ditemui di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/6/2022), dilansir dari Kompas.com.

Hasto menyatakan bahwa pihaknya tak ambil pusing terkait kehadiran Ketum Projo tersebut ke KIB.

Pasalnya, dia menilai bahwa Projo adalah sekadar relawan dan bukan partai politik.

Menurut Hasto, dalam konteks Pilpres, konstitusi mengatakan bahwa hanya partai politik yang bisa mengusung capres dan cawapres.

“Sehingga kami tidak mencampuri rumah tangga orang, termasuk Projo.

Projo adalah relawan, kecuali dia men-declare sebagai partai politik kalau punya keberanian,” jelasnya.

Di sisi lain, Hasto mengingatkan bahwa Indonesia tidak bisa dibangun hanya oleh segelintir orang.

Namun perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk partai politik. Ia pun menilai hal tersebut dengan sebutan kekuatan kolektif.

“Kita enggak bisa ada seorang presiden yang berdiri hanya karena dukungan segelintir orang atau parpol.

Kita adalah negara gotong royong, apalagi dukungan mereka yang tidak sebagai partai politik.

Padahal di tata kelola pemerintah memerlukan dukungan dari DPR,” pungkas Hasto.

Sebelumnya diberitakan, kehadiran Ketum Projo Budi Arie Setiadi dalam acara Silaturahim Nasional KIB di Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2022) malam menjadi sorotan dan tanda tanya publik.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat ditanya awak media tak menjawab secara jelas alasan kehadiran Ketua Umum Projo dalam acara tersebut.

Airlangga mempersilakan Budi Arie menjelaskan kehadirannya dalam Silaturahim Nasional tersebut.

“Nanti pak Budi Arie jawab sendiri, tapi tadi seperti sudah saya sampaikan akan jadi chapter tersendiri,” kata Airlangga usai Penandatanganan Nota Kesepahaman KIB, Sabtu (4/6/2022).

Sementara itu, Budi pun tak menjelaskan secara detail alasan kehadirannya dalam acara tersebut.

Namun, kata Budi, Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan digelar serentak.(dbs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *