Sejarah Pertama Kali Adanya Kurban, Ikatan Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S

Sejarah Pertama Kali Adanya Kurban
Sejarah Pertama Kali Adanya Kurban
banner 400x400
Hajinews.id Berdasarkan hasil sidang isbat Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), 1 Zulhijjah 1443 H jatuh pada Jumat (1/7/2022) kemarin.

itu artinya, pemerintah menetapkan hari raya Idul Adha 1443 H jatuh pada 10 Juli 2022.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Namun berbeda dengan Muhammadiyah, Salah satu organisasi Islam tertua itu menetapkan 1 Zulhijjah 1443 H pada Kamis (30/6/2022) lalu.

Sehingga Muhammadiyah menetapkan hari raya Idul Adha 1443 H lebih awal sehari dari pemerintah, yakni 9 Juli 2022.

Tapi, tahukah kalian apa itu hari raya Idul Adha yang dirayakan ummat Islam tiap tahunnya?

Idul Adha dikenal juga sebagai lebaran haji, karena pada momentum itulah pelaksanaan ibadah haji dilaksanakan tiap tahunnya.

Bukan cuma itu, Idul Adha juga kita kenal sebagai hari raya kurban, dimana pada hari raya Idul Adha ummat Islam melakukan kurban hewan, baik hewan jenis kambing, domba, hingga sapi.

Tapi tahukan kalian seperti apa asal usul berkurban menurut sejarah Islam?

Dikutip dari laman baznas.go.id, Idul Adha atau juga biasa disebut Idul Kurban memiliki sejarah panjang.

Dimana dikisahkan pada zaman Nabi Ibrahim AS saat akan menyembelih putranya, Ismail, sebelum akhirnya diganti dengan seekor kibas atau domba oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Ibadah kurban bisa dimaknai dengan sebuah bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Perintah untuk berkurban ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam Alquran:

“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).

Perayaan hari raya Idul Adha tidak lepas dari pemotongan hewan kurban, asal mula kurban berawal dari lahirnya nabi Ismail A.S.

Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim A.S tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ash-Shafaat (37) : 100).

Sewaktu Nabi Ismail A.S mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim A.S mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya.

Mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara turunnya wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim A.S.

Nabi Ibrahim A.S pun akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail.

Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat: 102)

Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan.

Dan beliau berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu.

Sungguh mulia sifat Nabi Ismail A.S. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:

“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam (19) : 54)

Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan dan Nabi Ismail A.S pun siap menaati instruksi ayahnya.

Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.

Saat Nabi Ibrahim A.S hendak mengayunkan parang, Allah subhanahu wa ta’ala lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail A.S dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang berwarna putih, bermata bagus, bertanduk.

“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat (37) : 104:107).

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Nabi Ismail A.S itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu.

Nabi Ibrahim A.S telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Sedangkan Nabi Ismail A.S tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada orang tuanya.

Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia. Wallahu A’lam Bishsawab. (*)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *