Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) 2022, Hadiah Terindah Untuk Orang Tua

Wisuda Tahfizh Nasional
Wisuda Tahfizh Nasional 2022
banner 400x400
Hajinews.id – Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an kembali menggelar Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) yang diikuti oleh 330 santri penghafal Al-Quran dari kategori 5, 10, 15 dan 30 juz. Santri-santri berasal dari Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an pusat dan cabang, Pesantren Takhassus, Tahfizh Camp, serta Rumah Tahfizh di seluruh penjuru negeri. Kegiatan ini digelar di Komplek Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Tangerang, Sabtu (2/6).

Seluruh Pimpinan Daarul Qur’an menyaksikan momen bahagia ini, termasuk Ayahanda KH Yusuf Mansur. Selain itu, para tokoh nasional ikut hadir melihat kegembiraan ini. Di antaranya jajaran Polsek Cipondoh, Gus Hayid selalu Pesantren Skill, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Tangerang, H. Abdullah Tholib.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pimpinan Ponpes di Indonesia tak ketinggalan ikuti prosesi ini. Di antara beliau adalah KH Ahmad Slamet Ibnu Syam, Pimpinan Pesantren Tahfizh Ibnu Syam, serta KH Anang Azharie, Pimpinan Ponpes Al-Mizan.

Yang spesial, WTN 2022 dihadiri Oleh KH Sayid Agil Al-Munawar, Mantan Menteri Agama RI tahun 2001-2004. Selain memberikan nasihat, beliau pun diminta membacakan lantunan indah ayat suci Al-Qur’an sekaligus memberikan ijazah berupa doa memperkuat hafalan Qur’an.

Zaki Fathurrohman, Qori cilik internasional, membuka Wisuda Tahfizh Nasional dengan memukau lewat suara indahnya. Prosesi wisuda juga disertai pemberian ijazah sanad kepada para santri yang telah menyelesaikan ujian sanad si Markaz Mu’allimin Al-Qur’an Daarul Qur’an.

Sanad dari Syekh Salim Somla diberikan kepada Habibie Bahraen dan Adhiya Radhin Fasya. Sementara dari Syekhoh Asma diberikan pada Nila Wulandari, Maulida Fitriatunnisa, serta Sarah Fadhilah.

Begitu banyak keberkahan dalam WTN ini, hingga Ayahanda menitikkan air mata di awal sambutannya.

Dengan Al-Qur’an, kata Kyai Yusuf, ananda bisa menjadi apa saja yang diinginkan. Namun, beliau mengingatkan satu hal.

“Inget pesen Umi Uum, “(mau) jadi apa kek lu, (tetap harus) jadi guru ngaji. Allah ga liat untung berapanya. Yang Allah liat berapa banyak yang udah bisa ngaji karena kita,” terang Kyai Yusuf.

Kyai Yusuf menjelaskan, dalam doa khotmil Qur’an jelas tertulis tujuan utama menghafal Qur’an adalah mengajarkannya. Begitupun dalam sabda Rasulullah SAW,

Khoirukum man ta’allamal Qur’ana wa’allamahu.

Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.

Maka dari itu, setinggi apapun impian kita, jangan lupa kewajiban kita untuk mengajarkan Al-Qur’an.

“Kita ga bangga dengan jumlah lulusannya, tapi kita bangga dengan berapa jumlah lulusan yang jadi guru ngaji,” tukas Kyai Yusuf.

Sementara itu, KH Sayid Agil Munawar mengatakan, minimal ada 18 alasan mengapa kita menghafal Al-Qur’an. Selain karena tuntunan Agama yang diamanahkan pada para ulama, juga dalam Al-Qur’an mengalir segala jenis ilmu.

“Jika ada yang mengatakan sudah menyelesaikan cabang ilmu Al-Qur’an satu saja, maka itu hoax paling besar. Kalau cuma menggunakan akal tanpa ilmu, maka yang keluar dari mulutnya adalah kesesatan,” terang Kyai Sayid.

Karena semua ilmu bermuara di Al-Qur’an, maka sejatinya setiap solusi permasalahan pun ada dalam Al-Qur’an.

Haru biru mewarnai WTN kala acara memasuki seremoni penyematan Mahkota untuk Orang Tua. Seperti tajuk WTN tahun ini, mahkota menandakan hadiah terbaik yang diberikan seorang anak pada orang tuanya. Ini pun berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.

WTN 2022 ditutup dengan pemberian penghargaan wisudawan terbaik dari masing-masing kategori.

Kategori 5 juz diberikan pada Haninda Aulia (SD Tangerang), Gelsey Akma (SD Tangerang), serta Ahmad Tsaqib (SD Kalibata).

Kategori 10 juz dipersembahkan kepada ananda Liana Nurus Syifana, Mutia Nurhafidzah, dan Ayu Magani yang seluruhnya darI Shigor Putri.

Sementara itu, kategori 15 juz dianugerahkan kepada Amanda Abdullah Kafabih dan Chandra Faizal dari Pesantren Daqu Banyuwangi, serta Ahmad Muammar Khadafi dari SD Tangerang.

Terakhir, kategori 30 juz disematkan kepada ananda Nabil Muhammad dan Siti Fatimatul Hasanah dari Rumah Tahfizh, serta Kamelya Syifa dari Pesantren Takhassus.

Insya Allah, tahun depan WTN akan kembali digelar secara nasional dengan venue yang lebih besar. Dengan begitu, langkah besar menuju WTN di Mekah-Madinah akan segera terealisasi.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *