Masturot dan Maftuhat

Masturot dan Maftuhat
Masturot dan Maftuhat

Oleh : Abdurrahman Lubis, Penulis, Pemerhati Keislaman

Hajinews.id – ( Siapakah wanita ?  wanita itu kan Ibu kita, wanita itu kan adik kita, wanita itu kan kakak kita, wanita itu kan nenek kita, bahkan wanita itu kan istri kita, semestinya kita memuliakan, menghormati, menghargai ).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Belum lagi beres urusan pandemi, pak Dudung  direpotkan dengan hari libur panjang anak-anak sekolah.

Sibuk ngurusin jalan-jalan ke pasar, belanja dan jalan-jalan ke tempat rekreasi. Pokoknya sebagai pengemudi online, ia tukang mondar mandir, tahu betul keperluan konsumen. Bahkan, tipe-tipe pelanggan, ada yang manja, yang buru-buru dan yang cuek. Penumpang wanita yang dilayani juga berbeda gaya. Ada yang pakai celana panjang ketat, kaos ketat, tapi berjilbab, warna warni. Dengan masker menutupi mulut dan hidung. Ada yang pakai hitam-hitam, lengkap dengan cadar. Jadi seperti sudah otomatis masker. Ada juga pakai masker “full covered” tapi pakai rok pendek “bupati” (buka paha tinggi-tinggi). Pak Dudung sempat nggerutu, apa dikira virus covid-19 cuma masuk lewat mulut, apa tidak bisa lewat rongga yang lain !

Lucunya, kalau securiti biasanya agak usil, terutama di Busway atau di Kereta, sedikit saja hidung terbuka, langsung ditegur, bahkan ada yang menarikkan masker dari bibir seseorang ke hidung. Sebagai pengemudi online yang kadang-kadang pulang dan pergi naik Kereta atau Busway, ia melihat pemandangan, itu, setiap hari.

Dudung lebih  cengar cengir ketika ia istirahat dan coba ke mesjid untuk ibadah. Di depan mesjid sudah ada iklan “wajib masker”, semua orang sibuk menutup hidungnya, tapi shof masjid masih langka. Maksudnya, mayoritas penduduk, jiran mesjid tak datang sholat berjemaah. “Wah, wajib masker sudah menggantikan wajib sholat”, gumam Dudung dalam hati.

Kadang-kadang Dudung heran dan lucu, karena dalam solat jumat khotibnya pakai full masker, sehingga suaranya sengau. Dan solat dengan menutup wajah, salah satu anggota sujud. Dudung memang awam, gak tahu hukumnya, tapi akal sehatnya yang tak mampu mencerna realitas dan kenyataan.

Padahal, Dudung pernah mendengar dari satu pengajian,  Nabi SAW selalu istinsyaq sebelum berwudhu. ( Istinsyaq , menghirup air sampai ke pangkal hidung sehingga terasa perih dan menyemprotkannya ke kiri sampai 3 kali sambil ta’awudz (membaca a’udzubillahi minasysyaithonirrojim). Insya Allah segala virus, asma dan penyakit hidung akan terhindar.

Masturot atau Maftuhat :

Agak miris lagi, dudung yang tergolong rajin buka hp terutama di jam-jam istirahat, membaca berita-berita yang hari ini betul-betul menjadi bukti. Dudung sesekali duduk juga di pengajian. Ia mendengar dari seorang ustadz, akan ada FIatanul Kubro yaitu fitnah besar akhir zaman, karena al Muqaddas

(dua tanah suci di Mekah dan Madinah) tempat lahir dan diutusnya Nabi SAW, telah dikeluarkan peraturan, wanita-wanita dibebaskan menggunakan busana sebagaimana mereka kehendaki.

Maka tak ada lagi aturan Islam, misalnya tutup aurat, misalnya harus berada di rumah-rumah mereka. Wanita-wanita yang sangat dihormati dan dimuliakan oleh Allah dan rasul-Nya. Sekali waktu saking penasaran dengan keputusan petinggi Saudi, itu, Dudung bertanya kepada seorang ustadz yang sering jadi langganan mobil online-nya. Sang ustadz bilang, Turunnya ayat di surat al-ahzab 59,  “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita  beriman agar mereka menutupi seluruh tubuhnya dengan jilbab supaya mereka lebih dikenal dan tidak diganggu”.

Ayat ini seakan dipandang sebelah mata oleh penguasa Saudi saat ini. Kata sang ustadz, sebenarnya kalau kita lihat gejala umum tentang wanita-wanita Saudi, ini, sebagaimana kita perhatikan secara empiris, pengalaman, masih banyak laporan, kalau wanita dari Saudi, dalam perjalanan ke luar negeri, entah ke Amerika, entah Amsterdam entah ke London.

Mereka menggunakan jilbab/hijab ketika naik di pesawat, tapi setelah turun dari pesawat, pergi ke kamar ganti lalu menukar pakaian.

Tentu saja dengan style yang baru dengan gaya yang mereka katakan “modern”, itu.

Ini sudah jadi gejala umum cukup lama.

Meski masih tetap ada yang bertahan.

Sang ustadz terus bicara sedang Dudung serius mendengar sambil terus pegang setir.

Sekarang  terbukti hal itu seperti sudah biasa. Seperti wanita Ajam (non arab) pada umumnya.

Makanya orang-orang yang masih Istiqomah mengamalkan perintah Allah itu, adalah barang langka. Hanya segelintir wanita yang masih mempertahankan identitas ke-Islam-annya, kita angkat jari kepada mereka hormat dan ta’zhim.

Bahkan kalau ada satu kelompok atau   gerakan, yang, orang memanggilnya sebagai Jamaah Tabligh, dan ini adalah satu usaha yang betul-betul nampak sebagai  “hijrah”, ketika kita lihat orang-orang yang ikut dalam usaha ataupun gerakan ini tampil dengan sangat elegan. Mereka betul-betul nampak ingin mengamalkan ajaran Islam secara utuh. Salah satu usaha yang kita lihat apa yang mereka namakan, usaha ini memang aneh, dari namanya ya, Mastur , ya berasal dari kata satar (tutup).

Lanjutkan Membaca >>>

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *