Tentang Duet Pemersatu Bangsa, JK Singgung Anies dan Puan

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (foto: Rina Ayu/Tribunnews.com)
banner 400x400

Hajinews.id — Wakil Presiden RI ke-10 yang juga Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) Jusuf Kalla (JK) menyebut para kandidat calon presiden (capres) yang ada saat ini bisa menjadi duet pemersatu bangsa. Menurut JK duet pemersatu bangsa tidak hanya merujuk pada calon-calon tertentu saja.

JK berkata pasangan calon presiden dan wakil presiden seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani bisa mempersatukan bangsa. Hal ini senafas dengan pasangan Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang santer disebut-sebut sebagai pemersatu bangsa.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Jadi memang ada menafsirkan seperti Anies dengan Ganjar atau Ganjar dengan Anies. Ya yang lain juga kalau dipasangkan. Tidak berarti kalau Anies dengan katakanlah Puan tidak pemersatu, pemersatu,” kata JK di Jakarta Selatan, Kamis (14/7).

Mengutip CNN Indonesia, selain Anies-Puan, pasangan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan Puan Maharani juga dinilai bisa mempersatukan bangsa. JK menilai seluruh bakal capres dan cawapres merupakan orang yang tidak akan memecah bangsa.

“Semua calon-calon itu saya kira tidak akan memecah bangsa,” kata JK.

“Tidak hanya satu orang yang bisa mempersatukan bangsa ini. Semua bisa mempersatukan bangsa,” imbuh dia.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sebelumnya mengusulkan skema duet calon presiden-calon wakil presiden kepada Presiden Joko Widodo. Ia ingin pemimpin bangsa ke depan bisa menghilangkan polarisasi.

Dalam tanya jawab dengan wartawan usai pertemuan bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (23/6), Paloh mengaku sangat menaruh perhatian terhadap isu polarisasi.

“Amat sangat,” kata Paloh.

Paloh kemudian mengapresiasi munculnya usulan duet seperti Ganjar Pranowo-Anies Baswedan, Anies Baswedan-Puan Maharani, hingga Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar. Ia mengaku dirinya tidak punya kepentingan pada Pilpres 2024 selain berharap polarisasi hilang.(dbs)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *