SEMARANG, Hajinews.id – Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, belum lama ini menggelar seminar Pendampingan Bagi Pasien Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dalam Modifikasi Lifestyle dan Pendekatan Aspek Psikospiritual.
Seminar tersebut menghadirkan narasumber Dr dr Minidian Fasitasari SpGK, dr Rini Aryani SpOG (K), dr Ika Rosdiana SpKFR dan Samsudin SAg MAg.
Menurut dr Minidian, dewasa ini ada kecenderungan meningkatnya penderita PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), dimana penyakit ini secara medis merupakan salah satu masalah ginekologi paling sering dialami pada perempuan usia reproduksi. Prevalensi PCOS berdasarkan American society for reproductive medicine sebesar 15-20%. Gejala klinis PCOS diantaranya berupa gangguan pematangan sel telur sehingga terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur, kemunculan jerawat yang sering dan tumbuhnya rambut di tempat yang tidak semestinya pada wanita seperti kumis dan jenggot.
Melihat cukup tinginya angka prevalensi, maka pengobatan PCOS penting untuk diketahui dengan baik dan benar. Inilah yang melatari perlunya pendampingan penderita PCOS oleh Tim pendampingan dari Unissula melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
dr Minidian mengatakan, perubahan gaya hidup merupakan lini pertama untuk memperbaiki gangguan hormonal dan efek jangka panjang akibat penyakit PCOS.
“Perubahan gaya hidup mencakup intervensi diet dan aktivitas fisik. Modifikasi diet pada pasien dengan PCOS mampu memperbaiki profil hormonal dan metabolic dimana pengaturan diet harus didasari pada diet seimbang dengan mempertimbangkan kadar gula dari jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Pembatasan asupan nutrisi dan olahraga merupakan landasan utama tatalaksana pada pasien obesitas dengan PCOS,” katanya
Dalam kesempatan yang sama, dr Rini Aryani juga menjelaskan, penderita PCOS dapat disembuhkan melalui terapi Diet, Weight Lost, Exercise, Oral Contraceptives, Cyclic Progestins, Anti Androgen, GnRH agonists/antagonists, Clomiphene cytrate, Gonadotrophins, Corticosteroids, Ovarian drilling, Insulin sensitizing agent. Dengan modifikasi gaya hidup diharapkan dapat menurunkan kadar lemak dalam tubuh serta meningkatkan sensitivitas insulin. “Dengan berolahraga, kadar gula darah dapat diperbaiki serta menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Kombinasi antara olahraga dan pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi lebih cepat mengecilkan lingkar pinggang dan menurunkan massa lemak pada organ hati dibandingkan hanya pembatasan nutrisi saja,” katanya.
Sementara itu dr Ika Rosdiana menjelaskan dari aspek latihan fisik pada obesitas. Ia memamparkan perlunya latihan fisik bagi penderita PCOS melalui upaya meningkatkan aktivitas fisik sedang minimal 150 menit per-minggu pada orang dengan overweight dan obesitas. Disamping itu, juga meningkatkan jumlah latihan aktivitas fisik (200-300 menit per-minggu atau > 2000 kkal per-minggu) untuk mengontrol berat badan jangka panjang serta mempertimbangkan latihan ketahanan sebagai suplemen kombinasi dari latihan aerobik dan pengurangan asupan energi dalam menurunkan berat badan.
Dari aspek psikospiritual, Samsudin mengemukakan bahwa komitmen agama amat penting dalam pencegahan agar seseorang tidak jatuh sakit, meningkatkan seseorang dalam mengatasi penderitaan bila ia sedang sakit serta mempercepat penyembuhan selain terapi medis yang diberikan.