Wacana Konversi LPG ke Kompor Listrik Makin Santer, Kompor Listrik 1.000 Watt Diuji Coba di Tiga Kota

Hajinews.id – PT PLN (Persero) menargetkan pengadaan kompor induksi pada tahun ini bisa mencapai 300 ribu unit.

Hal tersebut sejalan dengan rencana perusahaan yang mendorong program konversi LPG ke Kompor Induksi sebanyak 15,3 juta pelanggan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ramai informasi terkait pengganti elpiji 3kg adalah kompor listrik 1.000 watt. Menanggapi hal tersebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, jika saat ini sedang dilakukan uji coba terkait hal tersebut di tiga kota.

“Saat ini masih uji coba di 3 kota, masih dipelajari respons masyarakat serta juga aspek teknis dari kompor induksi tersebut,” kata Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada awak media, Minggu (18/9/2022).

Dia menuturkan, proses uji coba ini juga akan melihat kapasitas kompor yang tepat. Sehingga masyarakat akan lebih nyaman dalam memasak.

Dadan juga menjelaskan saat ini yang sedang diuji coba adalah kompor listrik 2 tungku dengan kapasitas 1000 watt. “Uji coba ini dilakukan oleh PLN, jadi dibuatkan jaringan khusus di rumah untuk kompor,” jelas dia.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting buka suara terkait adanya rencana program migrasi kompor gas ke listrik. Ia menjelaskan, belum ada arahan untuk mengurangi suplai gas 3 kg di daerah. “Sementara belum ada arahan,” kata Irto. (15/9/2022).

Sebagaimana diketahui, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik. Apalagi, lanjutnya, selama ini khususnya LPG 3 kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.

“Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini,” papar Darmawan.

Selain itu, Darmawan menambahkan langkah konversi kompor ini sejalan dengan misi KTT G20, yaitu transisi energi. Dengan menggunakan kompor induksi maka emisi gas buang yang dihasilkan dari kompor induksi ini jauh lebih rendah dibandingkan kompor LPG.

“Proyek migrasi tersebut akan dimulai di Solo dan Bali. Untuk itu kami melakukan 2 lokasi uji klinis yaitu di Solo 1.000 kompor induksi dan 1.000 lagi di Bali,” kata Darmawan. (dbs).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *