Strategi “Perang” Rasulullah SAW dalam Berbisnis

Strategi “Perang” Rasulullah SAW dalam Berbisnis
Prof Dr Ir H Edi Noersasongko M.Kom, Rektor Universitas Dian Nuswantoro UDINUS, Wakil Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MasjidAgung Jawa Tengah MAJT dan Anggota Dewan Pertimbangan MUI Jateng

Oleh: Prof Dr Ir H Edi Noersasongko M.KomRektor Universitas Dian Nuswantoro UDINUS, Wakil Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MasjidAgung Jawa Tengah MAJT dan Anggota Dewan Pertimbangan MUI Jateng

Hajinews.id – DALAM peperangan, yang menang akan mendapatkan segalanya dan yang kalah pasti akan mati.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam peperangan, tidak ada kata persaudaraan ataupun kata persahabatan, yang penting bagaimana caranya kita bisa menang agar tetap bisa hidup.

Dunia bisnis pada saat ini, juga bisa dikatakan sebagai bentuk peperangan modern, yang menang akan mendapat segalanya dan yang kalah pasti akan mati.

Oleh karena itu, para executives perusahaan perlu  merancang dan mengembangkan serangkaian taktik yang rumit yang mengarah pada kemenangan agar perusahaan yang dipimpinnya tetap bisa hidup.

Semenjak Nabi Muhammad SAW di angkat sebagai Rasulullah, banyak peperangan yang dijalaninya baik sebagai perlawanan terhadap musuh maupun memperluas area dakwah.

Dua diantaranya adalah perang badar, dan perang khondak. Dan kedua peperangan tersebut kemenangan gemilang diperoleh kaum mulimin walau dari sisi jumlah pasukannya jauh lebih sedikit dibanding musuh.

Ini semua tidak lepas dari ketrampilan strategi perang Nabi Muhammaad SAW.

Setiap kali akan berangkat ke medan perang, nabi Muhammad berdiskusi terlebih dahulu dengan sahabat-sahabat tentang kondisi perang yang akan dihadapi. Kemudian, nabi akan menyuruh telik sandi untuk melihat peta kekuatan lawan, termasuk panglima perangnya.

Setelah jelas semua, Nabi menentukan jumlah pasukan, peralatan perang yang akan digunakan dan panglima perang yang ditunjuk termasuk penggantinya jika panglimanya meninggal.

Ibnu Ishaq dalam buku As Sirah An Nabawiyah, pada perang khondak ketika Rasulullah mengetahui bahwa musuhnya merupakan gabungan suku suku yang memusuhi Islam, beliau mengutus Hudzaifah untuk melihat peta kekuatan musuh.

Akhirnya nabi mengetahui jumlah pasukan musuh dan siapa pangliman perangnya. Informasi yang diperoleh Nabi jumlah pasukan musuh sekitar 10.000 dan dipimpin oleh muawiyah.

Mengetahui jumlah pasukannya jauh dibawah musuh, nabi segera menentukan strategi dengan membuat parit yang mengelilingi kota Madinah.

Parit yang dibuat dengan kedalaman yang tidak dapat dinaiki kuda, dan lebarnya sepanjang jangkauan busur panah.

Akhirnya musuh kehabisan pembekalan dan pulang setelah mengepung Madinah sampai 26 hari.

Perang Badar

Di jelaskan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir surat Ali Imran ayat 123 – 126, bahwa dalam perang badar kaum muslimin hanya 313 orang, sedangkan musuh mencapai 1.000 orang.

Nabi Muhammad paham kebiasaan suku qurais bahwa mereka akan merasa kalah jika panglimanya mati.

Dengan pertimbangan tersebut nabi memilih strategi dengan memilih anak muda yang pemberani dan jago perang. Strategi ini dipilih karena penglima musuh, Abu Jahal itu jago perang tapi sudah berumur.

Strategi nabi memilih pemuda yang jago perang Muawwid bin afro’ dan muad bin afro’  maju melawan abu jahal. Dan pepetangan tersebut abu jahal mati, maka musuh kalah.

Bagi para pelaku bisnis, strategi yang dilakukan oleh Rasulullah, bisa diartikan sebagai:

Pertama, Mengantisipasi Pergerakan Pesaing dengan cara melihat pergerakan lawan atau pesaing dari sisi produk yang mereka hasilkan, cara ataupun strategi dalam memasarkan produk tersebut, serta harga yang ditawarkan, termasuk cara mereka mendapatkan bahan baku, cara mengolah produk yang mereka hasilkan, sumber daya ataupun sumber dana yang mereka miliki.

Yang kedua, Mengidentifikasi Kelemahan lawan, dengan meng-indetifikasi berbagai  kelemahan yang dimiliki oleh lawan ataupun pesaing.

Apa saja yang dilakukan oleh para pesaing, tentu memiliki keunggulan dan kelemahan. Para pelaku usaha dianjurkan untuk fokus terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, serta melakukan berbagai cara guna melakukan

Yang ketiga adalah menentukan Nilai Unik Apa Yang Kita Tawarkan, yaitu Nilai beda dan unggul terhadap jasa atau produk yang ditawarkan pesaing atau lawan bisnis.

Beda bisa bermacam-macam, misal harga murah kita mahal, ataupun yang lain mahal kita murah; Beda dan unggul dalam segi ukuran, besar atau kecil; Beda dan unggul dari segi kualitas; Beda dan unggul dari segi pelayanan ataupun services, Beda dan unggul dari segi kecepatan; Beda dan unggul  dari segi waktu; Beda dan unggul dari teknis operasional; Beda dan unggul  dari segi Administrasinya dan masih banyak lagi

Pelajaran selanjutnya, apakah Sumber Daya Yang Kita Miliki Mampu Melakukannya, misal Tanah & Gedung, Karyawan, Alat/Teknologi, Modal, dan Manajemen.

Dengan demikian bisa terlihat, apakah sumber daya yang dimiliki itu mempunyai kemampuan untuk melakukan sesautu yang berbeda dan unggul jika dibanding dengan pesaing?.

Artinya, agar bisa memiliki nilai yang beda dan unggul, kita dituntut untuk memiliki Sumber daya yang memadai.

Terakhir nabi mengajarkan kita Bagaimana Cara Mempertahankan Keunggulan Tersebut. Sebuah keunggulan yang telah dimiliki oleh perusahaan, tentunya tidak bisa diandalkan secara terus menurus.

Suatu saat akan menjadi basi, disamping itu, para pesaing juga akan terus memacu dirinya agar bisa mengejar ketinggalan tersebut.

Cara yang paling tepat untuk mempertahankan keunggulan yang telah dimiliki  oleh perusahaan adalah, dengan menciptakan keunggulan baru secara terus menerus. Semoga bermanfaat.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *