TGIPF Ihwal Orang Kuat di Balik Kanjuruhan: Anda Sudah Bisa Menciumnya

banner 400x400

Hajinews.id — Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyebut sudah banyak yang tahu soal ‘orang-orang kuat’ di balik tragedi Stadion Kanjuruhan.

Orang-orang itu dianggap punya kekuatan sehingga pertandingan Arema FC vs Persebaya tetap digelar pada malam hari dan berujung tewasnya ratusan penonton akibat disemprot gas air mata.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Misal kenapa jadinya [pertandingan] malam itu, juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang punya kekuatan untuk mengatur itu tetap malam hari,” kata anggota TGIPF Rhenal Kasali di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (1010).

“Saya belum bisa [Red: menungkapnya], kita belum bisa sebutkan, walaupun saudara-saudara sudah bisa menciumnya,” imbuhnya.

Terlepas dari itu, Rhenal mengatakan TGIPF masih menyelidiki alasan pertandingan Arema dengan Persebaya digelar malam hari, meski Polres Malang telah merekomendasikan kepada panitia agar pertandingan digelar sore hari.

“Ada gap yang lain misalnya, ada surat dari Kapolres yang meminta agar dilaksanakan sore hari. Terus, kemudian diminta oleh PT LIB agar dilakukan pada malam hari. Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?” ujarnya.

Dia pun menyinggung kemungkinan keterlibatan rokok iklan dalam pengaturan jadwal. Menurutnya, dugaan itu muncul sebab iklan rokok hanya boleh tayang di televisi selepas pukul 21.30 WIB.

“Kalau kemarin kan tidak jam segitu. Tapi banyak sekali hal-hal seperti dilakukan setengah 10 malam. Kami juga mendengar ada yang mengatakan mungkin itu salah satunya mengakomodir iklan rokok yang baru mulai di jam setengah 10 malam,” ujarnya.

Diketahui, insiden Kanjuruhan menewaskan sedikitnya 131 orang menurut data resmi pemerintah dan kepolisian. Polisi juga telah menetapkan enam tersangka dalam kasus tersebut.

Keenam tersangka itu adalah Direktur Utama PT LIB Ahkmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Suko Sutrisno.

Lalu, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, serta Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarman.

Sumber: CNNIndonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *