Presiden di HUT Golkar, Rocky Gerung: Pak Jokowi Kegamangan Menanti Keputusan KIB

banner 400x400

Hajinews.id — Rocky Gerung diskusikan dimensi politik, dakwah dan musik saat pertemuannya dengan musisi legendaris Rhoma Irama beserta situasi politik di Tanah Air.

“Jadi pada Rhoma Irama terdapat dua fungsi mendidik sejarah agama dan fungsi untuk mengingatkan bahwa musik itu punya dimensi politik atau dimensi protes sosial, kan lirik musiknya Rhoma itu protes.” Tutur Rocky Gerung dalam tayangan YouTubenya (Rocky Gerung Official), pada Sabtu (22/10/2022) kemarin.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Rocky Gerung melanjuti bahwa lirik-lirik protes tersebut sudah mulai menghilang dan akhirnya harus dibuat samar, padahal dahulu zaman Rhoma Irama secara terang-terangan.

Terkait hal itu, Rocky Gerung menyampaikan obrolan tersebut merupakan diskusinya bersama Rhoma Irama yang nantinya akan tayang di Podcast RGTV.

Disisi lain, Rocky Gerung bersama teman diskusinya Hersubeno Arief yang merupakan Jurnalis Senior mengomentari Presiden Jokowi yang menghadiri HUT Partai Golkar yang terdapat isyarat-isyarat politik yang muncul.

Salah satunya saat pidato HUT Golkar, adanya sindiran Presiden Jokowi kepada KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yang masih belum deklarasi.

“Peristiwa-peristiwa ini kita anggap ada bagian basa-basi, ada bagian sensasi, kan gak ada yang penting sebetulnya disitu selain Golkar mengatakan dia sudah melakukan konsolidasi dan dipamerkan pada partai lainnya” Ujar Rocky Gerung.

Disampaikan oleh Rocky Gerung, Golkar memang merupakan partai yang modern, tidak ada intrik di dalam yang tidak dapat diselesaikan secara internal.

“Berbeda dengan partai lainnya, intriknya kan bawa ke pengadilan” Kata Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, partai Golkar tumbuh dengan rasionalitas, partai Golkar berupaya untuk memperlihatkan kembali kemampuan techno kreatifnya. Jadi dari kapasitas tersebut, Golkar memiliki keunggulan.

“Inti yang ingin diterangkan oleh Golkar di depan Presiden Jokowi dan partai lain, bahwa mereka siap menjadi instrumen techno kreatif dari negeri ini dan itu sudah ada sejak zaman orde baru” Ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung melanjutkan, “Itu yang continue di dalam Golkar sendiri, yang discontinue adalah tradisi Golkar untuk mengucapkan pikiran supaya orang tahu posisinya dimana.”

Menurut Rocky Gerung, pada zaman Akbar Tanjung partai Golkar lebih frontal, namun keberadaannya sekarang makin lama yang semakin zig zag.

“Jadi pragmatisme Golkar akhirnya dilihat sebagai oportunistik. pragmatisme itu bagus bagi Golkar yang paham bahwa program mendahului leader, dan kalau leadernya ada itu bagus. Zaman Jusuf Kalla jelas dan Akbar Tanjung lebih lagi” Ujar Rocky Gerung.

Disarankan oleh Rocky Gerung kepada Airlangga Hartanto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar harus kasih sinyal kepada Presiden Jokowi supaya beliau paham arahnya.

Karena menurut Rocky Gerung, Partai Golkar memiliki pemahaman dan pintar untuk menyembunyikan maksudnya.

Rocky Gerung juga mengatakan bahwa dalam pidato Presiden Jokowi terdapat semacam kegamangan yang menanti keputusan KIB (Koalisi Indonesia Bersatu).

Hanya saja menurut Rocky Gerung, masalahanya Partai Golkar semacam menyimpan agenda baru yang mungkin melihat ada perubahan dalam aura politik publik, gairah pada Anies Baswedan bertambah, lalu Ganjar Pranowo yang menekatkan diri untuk berlawanan dengan Megawati, yang akhirnya membuat Golkar memiliki second opinion terhadap partainya sendiri.

“Itu sebabnya, KIB ini semacam keanehan dalam politik Indonesia. Semua ada di dalam kontrol Presiden Jokowi tetapi dikit-dikit KIB. Sekarang pak Jokowi kerepotan sendiri.” Ujar Rocky Gerung.

Menurutnya, KIB bisa membentuk koloni sendiri yang bisa saja koloni tersebut berbeda dengan hal yang dibayangkan sejak awal dari Presiden Jokowi.

“Jadi kecemasan Pak Jokowi karena hanya rangkul-rangkulan justru karena beliau membiarkan KIB tumbuh sebagai koloni di dalam kabinet” Ujar Rocky Gerung.

Sumber: Tribunnews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *