Renungan Jumat, Siapa Musuh Kita Sebenarnya?

banner 400x400

Oleh: Abdul Mun’im.

Sudah 4x Jumat kami kaum Muslimin tidak ke masjid untuk Salat Jumat, bukan sengaja, bahkan kami sangat bersedih hati, belum pernah terjadi seumur hidup, tapi masjidnya yang tutup karena usaha  ingin menghindar dari penularan Covid 19.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Benarkah musuh kita virus Corona? Mampukah dia melakukannya, apakah  seperkasa itu dia bisa mengalahkan manusia sedunia?. Sampai manusia kewalahan menghadapinya, sakit, meregang nyawa, kegoncangan ekonomi luar biasa, terancam kelaparan, bekerja, bersekolah dan beribadah dari rumah,  membuat ketakutan. Tidak tahu kepastian kapan akan berakhir, bahkan bisa mengancam kepunahan.

Bukankah musuh kita juga adalah diri kita sendiri?

Bukankah ini suatu isyarat dari yang Maha Kuasa?.

Silakan kita berusaha sekerasnya melawan virus, tapi jangan lupa pada Allah yang Maha Kuasa, bahwa yang punya Virus itu  adalah Allah SWT, seberat apapun virus itu  buat kita tapi sangat mudah buat Allah untuk menghentikannya.

Percaya apa tidak?. Sekali klik oleh Allah seketika virus sedunia bisa hilang  habis. Itulah keyakinan kita.

ibarat cahaya listrik bila sekali nyalakan oleh tuannya bisa hidup cahayanya se kota, tapi sekali saja ditekan tombolnya, listrik bisa langsung mati seluruhnya.

Kalau kita simak dengan bahasa seni agaknya Ebiet G. Ade.  Pas menggambarkan melalui dua lirik lagunya

Pertama

Simak lagu ebiet 1 tentang Bencana;

Mungkin Tuhan mulai bosan

Melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga

dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan

Bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada

Rumput yang bergoyang.

Kedua

Simak lagu Ebiet 2

Untuk Kita Renungkan”

 

“Kita mesti telanjang

Dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam batin

Tengoklah ke dalam

Sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Hmmm…Singkirkan debu yang masih melekat

Anugrah dan bencana

Adalah kehendakNya

Kita mesti tabah menjalani

Hanya cambuk kecil

Agar kita sadar

Adalah Dia diatas segalanya oh ho…

Adalah Dia diatas segalanya

Anak menjerit – jerit

Asap panas membakar

Lahar dan badai menyapu bersih

Ini bukan hukuman

Hanya satu isyarat

Bahwa kita mesti banyak berbenah

Memang bila kita kaji lebih jauh

Dalam kekalutan

Masih banyak tangan

Yang tega berbuat nista

Ho..ohhh

Tuhan pasti telah memperhitungkan

Amal dan dosa yang kita perbuat ah..ha a…

Kemanakah lagi kita ‘kan sembunyi

Hanya kepadaNya kita kembali

Tak ada yang bakal bisa menjawab

Marihanya runduk sujud padaNya

Du..du…du..duu ooo

Ho oohhh..hooo [x2]

Kita mesti berjuang

Memerangi diri

Bercermin dan banyaklah bercermin

Tuhan ada disini

Di dalam jiwa ini

Berusahalah agar Dia tersenyum ho..ooo…

Berusahalah agar Dia tersenyum

Du..du…du..duu ooo

Ho oohhh..hooo [x2]

 

Tks Kang Ebiet.

Semoga kita sehat semua.

 

(Dari tempat istirahat di Griesheim, Frankfurt Jerman).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *