Hikmah Pagi: Usamah Bin Zaid, Panglima Termuda Kesayangan Rasulullah SAW

banner 400x400

Hajinews.id – Sejarah Islam mencatat nama Usamah bin Zaid dengan tinta emas sebagai panglima perang terhebat, termuda, dan terakhir yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW pada masanya.

Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ayahnya bernama Zaid bin Harits dan ibunya bernama Ummu Ayman yang merupakan seorang pelayan dari ayah Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sejak kecil, Usamah lahir dan tumbuh di Mekah dalam lingkungan rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Inilah kenapa Usamah sudah mengenal dan memeluk Islam sejak kecil. Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi Usamah sama seperti dia menyayangi kedua cucu kesayangannya, Sayyidina Hasan dan Husain.

Ketika beranjak dewasa, Usamah ditunjuk sebagai panglima perang yang memimpin pasukan umat Islam dalam melawan Romawi Timur di usianya yang terbilang cukup muda, yakni 18 tahun.

Ditunjuknya Usamah menjadi panglima perang oleh Nabi Muhammad SAW, rupanya banyak sahabat lainnya yang keberatan. Bukan hanya alasan usia, tetapi juga tugas sebagai pemimpin yang cukup berat bagi anak usia 18 tahun.

Dikutip dari berbagai sumber pada Selasa (23/6/2020), Nabi Muhammad SAW pernah berkata dihadapan sahabat-sahabatnya, “Jika kalian meremehkan kepemimpinan Usamah bin Zaid, berarti kalian juga meremehkan kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Demi Allah, jiwa kepemimpinan telah terpatri dalam dirinya. Demi Allah, dia orang yang paling aku cintai. Demi Allah, Usamah diciptakan untuk menjadi pemimpin.”

Di saat Usamah hendak berperang, dirinya menemui Nabi Muhammad SAW yang sedang dalam keadaan tidak sehat. Namun, belum jauh Usamah dan pasukannya berangkat, kabar wafatnya Nabi Muhammad SAW pun terdengar di telinganya. Sehingga dia menghentikan laju pasukan dan bergegas ke rumah Nabi Muhammad SAW bersama Umar dan Abu Ubaidah.

Pada waktu bersamaan, Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah menggantikan Nabi Muhammad SAW. Ketika Usamah sampai di kediaman Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar menyuruh usamah kembali memimpin pasukan sesuai apa yang diperintahkan oleh nabi. Lalu, bergegaslah Usamah bersama pasukannya meninggalkan Madinah menuju perbatasan Syam. Hingga akhirnya, dengan strategi perang yang matang, pasukan yang dipimpin Usamah mampu mengalahkan musuh dengan cepat.

Sejak saat itulah, Usamah cukup disegani oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW lainnya. Sampai pada akhirnya, Usamah harus menghadap sang Ilahi pada 673 Masehi yang selama hidupnya selalu menjunjung tinggi ajaran Islam.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *