Luhut vs Anies, Amien Rais: Ada yang Merasa Paling Powerfully

Luhut Binsar Pandjaitan dan Anies Baswedan beda regulasi tentang ojek online selama PSBB. (Foto: Kolase TribunKaltim)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Pertentangan soal aturan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait dengan ojek atau kendaraan bermotor roda dua boleh mengangkut penumpang atau tidak selama PSBB di ibu kota mencuat antara Gubernur DKI Anies Baswedan dengan Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan.

Anies menekankan kendaraan roda dua atau ojek tetap dilarang mengangkut penumpang selama pemberlakuan PSBB yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020 terkait PSBB. “Kita akan meneruskan kebijakan bahwa kendaraan bermotor roda dua bisa untuk angkut barang secara aplikasi, tapi tak untuk angkut penumpang, ini akan ditegakkan aturannya,” tegas Anies, Senin (13/4/2020).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sebelumnya, setelah Pergub DKI yang sejalan dengan Permenkes tersebut muncul, Kementerian Perhubungan menerbitkan peraturan menteri, yang salah satu pasalnya mengizinkan ojek mengangkut penumpang di masa PSBB. Aturan itu kemudian menuai kecaman dari berbagai kalangan.

Permenhub Nomor 18 Tahun 2020 yang diterbitkan oleh Menhub Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan itu dinilai bertentangan dengan pelbagai peraturan tentang protokol kesehatan. Luhut mengizinkan ojek online membawa penumpang. Anies menolak peraturan Permenhub yang dikeluarkan Luhut tersebut. Anies meminta seluruh ojek online untuk tidak membawa penumpang.

Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais menyoroti perseteruan Luhut versus Anies itu melalui akun Twitternya. “Dlm satu media, ada dua kebijakan yg diametral dlm penanganan pandemi di tubuh pemerintah. Rezim ini terus meluapkan ambiguitas ke publik. Justru ambiguitas ini menjadi ancaman serius bagi penyebaran Covid-19. Ini tjd karna ada yg merasa paling powerfully,” kata Amien Rais melalui cuitannya, Selasa (14/4/2020).

Amien mengingatkan, penanganan yang lambat terhadap pandemi Corona bakal semakin menimbulkan kondisi ketidakpastian yang sangat membahayakan. Dan ini memicu tingginya volatilitas pasar dan risiko investasi.Dia lantas mendesak pemerintah untuk menghentikan semua ambiguitas agar wabah Corona bisa segera teratasi.

“Penanganan yg lambat thdp pandemi Co-19, akn smkn menimbulkn kondisi uncertainty. Dan ini memicu tingginya volatilitas pasar dn risiko investasi. Hentikan smua ambiguitas. Amputasi kekuasaan yg digunakan scr berlebih dan arogan olh seseorg/kel yg menghambat mitigasi pandemi Co-19,” lanjut Amien dalam akun Twitternya. (rah/berbagai sumber)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *