Hajinews.id — Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari soal perjanjian antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang baru-baru ini diungkit kembali oleh Sandiaga Uno, yang pernah mendampingi Anies sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
akan tetapi Sandi mengaku, tidak memegang perjanjian tersebut. Ia meyakini benda itu ada di tangan Prabowo atau pun Fadli Zon.
Jurnalis senior Hersubeno Arief membatasi konteks perjanjian tersebut berlaku untuk Pilpres 2019 karena Anies terikat komitmen untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta selama 5 tahun penuh.
Namun, ketika perjanjian itu diungkit saat ini di mana Anies telah menunaikan tugasnya, justru berpotensi jadi bumerang dan tidak ada manfaatnya untuk Prabowo.
“Tapi kalau kemudian itu sekarang diungkit-ungkit lagi dengan target katakanlah untuk men-downgrade-itu tujuannya kira-kira begitu, ini orang yang tidak punya loyalitas dan sebagainya. Saya kira malah justru bisa jadi bumerang. Tidak ada manfaatnya untuk Pak Prabowo,” ujar Hersubeno, dikutip hajinews.id dari kanal YouTube Rocky Gerung pada Senin (30/1/2023).
Menanggapi hal itu, Rocky sepakat dengan pendapat tersebut. Perjanjian yang diungkit bisa menjadi bumerang seandainya Prabowo menjadikan isu tersebut sebagai isu publik.
“Itu masalahnya kalau Pak Prabowo jadikan itu isu publik. Itu akan berbalik. Justru orang menganggap mending Anies batalin perjanjiannya. Karena toh yang menyaksikan perjanjian itu kan publik, bukan pihak ketiga,” ujar Rocky.
Ahli filsafat ini kemudian mengungkit momen saat Prabowo memutuskan untuk bergabung ke kabinet. Menurutnya, dengan bergabungnya Prabowo ke kabinet secara tidak langsung membatalkan perjanjiannya dengan Anies.