Kultum 65: Bukti Bahwa Sedekah Diganti Berlipat Ganda

Bukti Bahwa Sedekah Diganti Berlipat Ganda
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Kisah nyata ini direka-ulang dari buku “Kun Fayakun 2” oleh Ustadz Yusuf Mansur. Kisah ini terjadi di Jawa Tengah. Hari itu, seorang lelaki tengah menstater vespanya. Setelah beberapa kali dicoba, ternyata tak kunjung start. “Jangan-jangan bensinnya habis”, pikir lelaki itu. Ia kemudian meminggirkan vespanya. Sejenak kemudian, Alhamdulillah vespanya bisa distater.

Karena bensin hampir habis lelaki ini berpikir, “Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin harus muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana”. Akhirnya ia arahkan vespanya ke pengajian. “Habis ngaji, baru beli bensin”, demikian ia putuskan.

Dalam pengajian itu, sang Ustadz mengutip hadits, “Ma naqashat maalu ‘abdin min shadaqoh, bal yazdad, bal yazdad”. Artinya, “Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah, bahkan ia akan bertambah”. Demikian sang ustadz meyakinkan para jama’ah tentang sedekah.

Setelah menjelaskan tentang sedekah, Sang Ustadz mengajak hadirin untuk bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal seribu rupiah (setara lima ribu Rupiah jaman now). Uang sebegitu, di kala itu hanya akan mampu membeli bensin setengah liter.

Syetan mulai membisikkan ketakutan pada lelaki itu, “Itu uang untuk bensin, kalau kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Kamu mau mendorong, malu, capek?”. Setelah sesaat ragu-ragu, lelaki itu kemudian melaksanakan niatnya. “Uang sudah terlanjur tercabut dari dompet, tidak mungkin dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak apalah!”

Setelah pengajian, lelaki itupun pulang. Setelah menggelinding sejauh 200 meter dari tempat pengajian vespanya berhenti. Kali ini bensin benar-benar habis. Syetan menggaungkan ‘kebodohan’ yang dilakukan lelaki ini. “Lho, lak iyo toh? Yen kowe ngrungokke aku lak ra bakal nyurung vespamu!”. Demikianlah syetan membuat pelaku shadaqah agar menyesali perbuatannya.

Tapi subhanallah, orang ini hebat. Dia berkata dalamhati, “mungkin emang sudah waktunya ndorong”. Meski demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah seribu saja sudah harus ndorong motor”. Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.

“Kenapa mas motornya didorong?”, tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya. “Bensin habis”, jawab lelaki itu. “Yo wis, minggir saja. Vespanya di parkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin”. Sesampainya di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kemudian dikembalikan Allah dua kali lipat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *