Hajinews.id – ABU Nawas tahu warna angin, bikin gubernur tidak berhenti tertawa. Kisahnya diawali ketika ada gubernur baru di daerah tempat tinggal Abu Nawas.
Sayangnya, gubernur baru itu diduga menyalahgunakan jabatannya. Ia sewenang-wenang memerintahkan para prajurit menangkap para sastrawan yang dianggap pintar.
Setelah beberapa sastrawan cerdas ditangkap, mereka dihadapkan kepada gubernur yang baru tersebut. Satu per satu di antara mereka ditanya oleh sang gubernur.
“Menurutmu, aku gubernur yang adil atau zalim?” tanya sang gubernur kepada para sastrawan seperti dikutip dari kanal YouTube Juha Official.
Sastrawan pertama menjawab, “Anda adalah gubernur yang zalim.”
Sang gubernur terperanjat dengan jawaban tersebut. “Apa alasanmu?” tanya balik gubernur.
“Karena Anda telah menangkap kami tanpa sebab,” jawab sastrawan pertama.
“Prajurit, masukkan dia ke penjara. Besok dia akan dihukum mati,” ucap sang gubernur.
Sastrawan berikutnya dipanggil dan diberi pertanyaan yang sama. “Menurutmu, aku gubernur yang adil atau zalim?” tanya gubernur.
“Tuanku adalah gubernur yang adil,” jawab sastrawan kedua.
“Apa alasanmu?” tanya gubernur kembali.
“Karena tuanku sangat memperhatikan rakyat,” jawab sastrawan tersebut.
“Kau pembohong. Prajurit, masukkan dia ke penjara, besok hukum mati,” ujar gubernur.
Begitulah seterusnya apabila dijawab adil ataupun zalim, sang gubernur tetap memberikan hukuman mati.
Kemudian beberapa sastrawan yang belum tertangkap mendatangi rumah Abu Nawas. “Tolonglah kami, Abu Nawas. Beberapa kawan kami dijatuhi hukuman mati,” kata para sastrawan penuh khawatir.
Abu Nawas terkejut mendengarnya. “Kenapa gubernur melakukan hal itu? Bagaimana ceritanya?” tanyanya heran.
“Kami sendiri tidak tahu, Abu Nawas. Tanpa sebab, gubernur yang baru itu menanggapi para sastrawan di kota kita lalu mereka ditanya satu per satu: ‘Apakah dia gubernur yang adil atau zalim?’ Bila jawabannya zalim maka akan dihukum mati. Jika jawabannya adil juga tetap dihukum mati,” kata mereka menjelaskan.